Begitu Nganu
Di sebuah negeri Nganu hiduplah rakyat yang nganu,
Mereka ada yang bahagia, sejahtera
ada pula yang menderita dan merana
Di sana pemimpinnya begitu Nganu
rakyat sangat mencintai pemimpinnya
begitu cintanya sampai nganu
Media sosial di negeri tersebut juga nganu sekali bisa dikata siapa cepat dia sikat, merajai, begitulah intinya
apalagi seperti saat ini ketika nganu sedang melanda
Berbagai nganu-nganu merajalela
Belajar nganu, bekerja nganu, belanja nganu
Ada yang senang di balik rasa senep yang dipikul bersama
Apa? Dipikul bersama?
Ini namanya berat sama dipikul ringan ditenteng sendiri
Memang nganu sekali, semua menjadi super galau
Entah galau tingkat nasional atau tingkat jagad raya
Dalam kondisi yang serba nganu ini tanpa kita sadari ternyata kenyataan demi kenyataan mulai muncul ke permukaan
Negeri ini seperti dongeng di layar lebar yang mempunyai rating selalu meroket
Para pemain peran sampai penontonnya sendiri dibuat nganu
Tenang dan damai pada sebuah negeri nganu mulai terusik
Istilah gemah ripah loh jinawi seperti hanya ada di buku diari
Tata tentrem kerta raharja sudah semakin mingkem dan makin rekasa
Kitika waktu sudah mengangkat derajat seseorang setinggi-tingginya
tetapi tidak mampu menjunjung segala kebaikan
Maka nganu akan segera dirasakan
Kemarin, ya kemarin mereka dieluh-eluhkan
Semua mata dipaksa memandang kehidupannya yang gemerlap bak bintang-gemintang
Apa yang terjadi ketika waktu memutuskan mereka nganu?
Mungkin mereka mengira dunia ini tidak berputar seperti nganu mereka
Entahlah apa yang bisa kuceritakan lagi
Sepertinya sesak ini bukan karena virus nganu, melainkan karena ada sesuatu yang melingkar dalam langkah-langkah
Semoga matahari tak menampakkan wajah muram
Semoga langit masih mau memantulkan warna tarum yang menawan
Ah! Aku tahu, kau masih menertawakan diriku
Aku bersyukur kebodohanku masih bisa membuat dirimu terbahak, itu lebih baik, agar imun tubuhmu meningkat
Bagus! Teruskan, mungkin dengan kebodohan ini aku bermanfaat, membuatmu bahagia
Sebelum nganu berlalu, ijinkan aku menyampaikan pada larik-larik sajak yang mulai retak
Sekadar mencari tempat untuk menunggu serta diselingi kelakar tentang nganu
Yang penting aku terhibur dengan puisi yang berjudul "suatu hari tanpa kata sampah"
Begitu nganu ...
***
👊👊👊
Kawan, apa yang Anda tahu tentang puisi?
Pasti dalam benak Anda adalah romantis, begitu bukan?
Dulu, pada jaman dahulu kala, saya juga berpendapat demikian, bahwa puiai itu isinya hanya tentang keromantisan atau patah hati. (tidak salah kok, 90% orang membuat puisi isinya memang begitu.
Coba kita lihat puisi karya sang maestro Chairil Anwar, iainya tidak hanya melulu tentang cinta dan patah hati. Ada juga lelucon, perjuangan, bahkan pesan tersembunyi dibalik kata yang disusunnya.
Oh iya, ngomong-ngomong tentang patah hati, ternyata patah hati itu bukan hanya karena tertolak cintanya oleh seseorang, namun patah hati juga bisa terjadi akibat hilangnya harapan dalam kehidupan. Bisa jadi pekerjaan, kehilangan, terintimidasi dan sebagainya.
Pelajaran puisi yang kita terima di bangku sekolah bahwa puisi itu berirama, sekian baris, sekian bait, ada aturannya. Ini dia tentang lengertian puisi dikutip dari wikipedia, puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Semakin berkembang tentang penulisan puisi yang memberikan kebebasan pada seseorang untuk menuangkan imajinasinya sekehendak hati, maka muncullah dua macam puisi, yaitu puisi lama dan puisi modern. Kita tentu tahu puisi lama itu seperti, sajak, pantun, gurindam, talibun, dan mantra. Sedang puisi moderndisebut juga puisi bebas, tidak terikat aturan, seperti yang saya tulis di atas, disebut juga puisi naratif atu deskriptif. Puisi moderen diantaranya balada, romansa, dan epic. Bagaimana penjelasannya, kita bahas episode selanjutnya.
Ingin membuat puisi? Lakukan saja kawan, kata dan kalimat yang disusun dengan penuh rasa merupakan album kehidupan yang akan dikenang selamanya.
Salam
Senin, 19 Juli 2021
5 komentar untuk "Begitu Nganu"
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.