Benarkah Pikiran Menentukan Kesehatan?
Benarkah Pikiran Menentukan Kesehatan?
Masih ingat awal datangnya Korona di muka bumi? Semua penduduk bumi dibuat gempar, tanpa kita tahu dari mana asal muasalnya, ada yang memgatakan buatan manusia, ada yang mengabarkan dari binatang malam. Sampai saat ini Korona menjadi penyakit yang menakutkan karena cepat merenggut jiwa manusia.
Sosial ekonomi jadi berubah seribu persen, teori ekonomi untuk mendatangkan pembeli secara langsung pun tidak berlaku, semua digantikan oleh dunia maya. Peraturan untuk menjaga jarak, tidak berkerumun dan sebagainya semakin membuat dunia maya makin ramai. Bukan hanya untuk kepentingan sosial ekonomi, tapi juga bidang pendidikan.
Media sosial, informasi dan berita di televisi setiap hari dipenuhi tentang perkembangan Korona. Pro kontra memghadapi situasi pandemi takbisa dibendung lagi.
Percaya tidak percaya tapi nyata di depan mata.
Kecemasan, kekhawatiran pasti silih berganti berada di dalam pikiran, semua berkecamuk menjadi satu, begitu bukan?
Tinggal bagaimana kita sebagai orang awam menyikapi dan menghadapinya.
Manusiawi bila panik saat menghadapi sesuatu yang mengerikan yang akan mengancam keselamatan jiwa, tapi sebaiknya kita ubah pola pikir kita untuk tidak terlalu hanyut dengan rasa takut yang berlebihan. Saya penakut, penakut kelas kakap dengan kekhawatiran kelas berat, tapi tetap harus melihat ke kanan-kiri. Bila saya lemah bagaimana dengan anak-anak.
Bukan berarti saya sok berani, hanya memberi pengertian menghadapi situasi yang tidak membahagiakan ini pada seisi rumah. Boleh takut asal jangan berlebihan. Agar yang ditakutkan tidak terjadi maka solusinya harus mau dan berusaha menjaga diri dengan baik.
Menjaga diri dan pikiran tetap tenang dan jernih tidak hanya untuk menghadapi pandemi, tapi juga untuk sakit atau situasi lainnya. Pikirkan yang terbaik, serta berdoa agar selalu dalam perlindunganNya.
Melihat acara televisi yang menayangkan kisah kekuatan pikiran bisa menyembuhkan suatu penyakit, merupakan informasi yang inspiratif bagi saya khususnya dan untuk semua orang pada umumnya.
Dilansir dari hellosehat, tahun 1975 Robert Ader seorang psikolog, menunjukkan bahwa mental dan emotional dapat mempwngaruhi sistem tubuh, termasuk imunitas tubuh.
Ketika kita tertekan atau stres maka fisik akan memberikan sinyal dengan gejala seperti lesu, phsinh, lemas dan sebagainya.
Anda mungkin tidak akan mempercayai, karena depresi seorang penderita Reumatik Arthritis makin lama makin memburuk. Kejadian ini ditemukan oleh psikiater George Salomon tahun 1964.
Dari kejadian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa fisik menerima refleksi dari pikiran. Maka kita sehatkan pikiran kita, agar kesehatan juga prima.
Apabila kita sudah berusaha selalu berpikir yang baik, berpikir baik pula pada Allah, maka selebihnya biar Allah yang mengurus diri kita (berserah) dengan pikiran yang baik. Kekuatan mental berawal dari pikiran yang tenang maka akan menunjang kesehatan fisik.
Bila ada di sekitar kita yang sedang dalam perawatan kesehatan maka sering-sering untuk menghibur dan membesarkan hatinya.
Salam
Jumat, 09 Juli 2021