Dunia Lain
Konten Premium Warkasa1919
Akses Lifetime • Script Eksklusif • Tutorial Langka • Fiksi
Premium Lifetime Access dengan fitur rutin update.
Cara Pembayaranπ Per Artikel — Rp25.000 (Satu artikel)
DI SUATU TEMPAT. Di Dunia Lain, aku menemukan suatu kenyataan yang sungguh membuatku harus bertanya pada diriku sendiri. "Benarkah aku ini manusia yang sesungguhnya? Bukan Binatang yang menyerupai Manusia atau bahkan Setan yang berwujud Manusia? "
Seperti menurut seorang ibu tua berkerudung putih yang ku jumpai di salah satu sudut jalanan kota itu.
Menurut nya tidaklah mungkin akan terjadi pertengkaran
ataupun perselisihan di antara dua anak manusia. "Jikapun engkau melihat ada dua anak manusia yang saat itu sedang
bertengkar dihadapanmu, maka bisa dipastikan bahwa salah satu diantaranya
adalah setan ataupun binatang yang berwujud manusia
DI SUATU TEMPAT. Di Dunia Lain, aku menemukan suatu kenyataan yang
sungguh membuatku harus bertanya pada diriku sendiri. "Benarkah aku ini
manusia yang sesungguhnya? Bukan Binatang yang menyerupai Manusia atau bahkan
Setan yang berwujud Manusia? "
Seperti menurut seorang ibu tua berkerudung putih yang ku jumpai di salah satu sudut
jalanan kota itu. Menurut nya tidaklah mungkin akan terjadi pertengkaran
ataupun perselisihan di antara dua anak manusia. "Jikapun engkau melihat ada dua anak manusia yang saat itu sedang
bertengkar dihadapanmu, maka bisa dipastikan bahwa salah satu diantaranya
adalah setan ataupun binatang yang berwujud manusia."
****
APA YANG AKAN KUCERITAKAN INI
HANYALAH SEKELUMIT KISAH DARI DUNIA LAIN. Dunia yang tidak tampak dengan mata
biasa, tidak juga dengan pandangan mata batin. Ia hanya bisa terbuka oleh rasa. Tatkala pintu
ke Dunia ini sudah
terbuka, maka mata biasa dan mata batin akan terkesima, karena akhirnya
bisa "melihat" sesuatu yang biasanya terlihat begitu samar itu menjadi
nyata. Dunia
lain yang kuceritakan dalam kisah ini adalah suatu tempat yang benar -
benar ada, Ia di bangun dari pemahaman yang utuh terhadap diri sendiri,
menembus
dimensi ruang dan waktu. Dunia lain yang akan kuceritakan ini ada
disini, tidak jauh dari kehidupan kita di dunia. Dunia yang akan
kuceritakan ini adalah suatu tempat yang menjadi berkumpulnya kehidupan
material, kehidupan spiritual, juga
dimana kehidupan spiritual sedang menyatu dengan kehidupan material.
Sesuatu
yang biasanya terlihat samar menjadi begitu nyata ini kuberi nama Dunia lain, Ini
hanyalah sebuah nama, ia bukan milik perorangan, kelompok, atau negara
tertentu. Ia milik bersama, milik semua agama, tak penting dari Bahasa mana ia
diambil. Satu
- satunya jalan menuju ke Dunia lain ini adalah dengan cara memahaminya
secara utuh, siapa sesungguhnya diri ini, kenapa ada di tempat ini dan
untuk apa sesungguhnya Tuhan menciptakan Dunia ini. Mengajak kalian semua untuk melihat dunia ini dari sudut yang berbeda, mungkin
itu hanyalah salah satu caraku untuk "meminjamkan penglihatan dan
pendengaranku" pada kalian semua agar kalian mampu memasuki dunia yang
akan kuceritakan di dalam cerita ini. Sekarang
lihatlah diri dan semua yang ada di sekitar kita dengan rasa, agar
kalian bisa melihat dan yakin bahwa "mereka" itu sesungguhnya benar -
benar ada.
****
HUJAN
LEBAT disertai angin kencang, serta kilatan cahaya petir di langit sore
itu,
membuatku memutuskan untuk berhenti dan berteduh sejenak di salah satu
warung
di sudut Kota ini. Setelah mengucapkan salam dan masuk kedalam warung,
segera
kupesan segelas kopi susu pada seorang ibu tua berkerudung putih yang
menghampiriku, Ia memperkenalkan dirinya sebagai pemilik warung ini.
Sambil
menyalakan api rokok, mataku menatap kesekeliling warung, walau sederhana,
bangunan warung yang semuanya terbuat dari kayu itu terlihat begitu bersih.
Meja kursi semuanya tertata dengan rapi.
"Anak
mau kemana?" tanya si ibu sambil meletakan segelas kopi dihadapanku.
"Mau
kesana bu..,"
jawabku sepontan sambil menunjuk ke arah kota yang hendak ku tuju.
"Oo.., ke kota itu? Ibu dulu tinggal disana, tapi
semenjak pergantian pemimpin yang baru, Ibu memutuskan untuk pergi meninggalkan kota itu."
"Kenapa?"
tanyaku penasaran dengan penjelasan Wanita berkerudung putih ini.
"Panjang
ceritanya nak." jawab si ibu sambil menatap photo di pojok warung, matanya
menerawang jauh, seolah kembali ingat masa lalunya.
Sruupp...
Ku teguk
perlahan kopi susu yang di
suguhkan ibu tadi. Ku tatap pas photo yang di lihat ibu tua ini barusan,
kulihat photo seorang anak kecil, sedang di pangku oleh seorang wanita muda.
Jujur
saja aku belum pernah menjumpai wanita secantik ini sebelumnya, kuperhatikan
wanita di dalam photo itu, begitu mirip sekali dengan ibu tua disampingku ini. Sebelum
kutanya, apakah itu photo anak nya,
seolah tau apa yang ada di dalam pikiranku, ibu ini kembali berkata sambil
menatap kedua mataku.
"Seandainya
waktu itu dia ikut ibu kemari, mungkin saat ini usianya sama dengan mu..,"
KU TATAP
SERAUT WAJAH keibuan disampingku ini, seraut wajah yang masih menyimpan sisa-
sisa kecantikan masa mudanya dulu.
kudapati sepasang mata sendu, ada kesedihan yang begitu mendalam di
situ.
Tidak
sanggup menatap kedua bola matanya terlalu lama, kualihkan pandangan mataku ke
sebuah cermin besar yang terletak di sebelah pas photo tadi.
Setelah
berulang kali menarik nafas panjang, seolah sedang meletakan beban berat yang sedari tadi di pikulnya, Ibu
tua yang mengenakan kerudung putih dan kuperkirakan berusia sekitar 63 tahun ini mulai bercerita.
"Setelah
berhasil menguasai Dunia lain pada pertempuran antara golongan Manusia melawan
golongan Setan yang kala itu di bantu oleh golongan Binatang, saat ini semua hukum dan peraturan milik
golongan Manusia di kota itu telah
mereka ganti dengan hukum rimba.
Anak ibu
dan beberapa orang yang pada waktu itu tidak sempat meninggalkan kota, saat ini
tengah tertidur pulas, akibat candu dan obat tidur yang selalu diberikan secara
rutin oleh Penguasa negeri itu. Penguasa negeri itu saat
ini di pegang oleh golongan Setan.
Para
utusan sudah beberapa kali di utus ke kota itu, mencoba bangunkan Anak--anak manusia dari
tidur panjangnya, coba ingatkan pada mereka semua, bahwa sesungguhnya Setan dan sekutunya
adalah musuh yang paling nyata bagi anak manusia.
Seiring
waktu yang berjalan, setelah para utusan itu pergi, beberapa anak
manusia yang coba menyampaikan
pesan dari para utusan itu tertangkap, pesan yang berhasil mereka ambil
dari tangan anak manusia yang sudah terjaga dari tidur panjangnya itu
mereka ganti, ada yang di tambah atau pun di kurangi, tujuan adalah agar
kelak anak - anak manusia di dunia ini tidak lagi ada yang mampu
mengenali keberadaan mereka di Dunia."
****
DI ANTARA
KERAMAIAN KOTA, pikiran ku melayang jauh, teringat semua cerita ibu tua
berkerudung putih yang kujumpai di Warung Kopi.
Kata orang; penggolongan manusia yang paling umum adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Anak
laki -- laki muda di kenal sebagai putra dan laki -- laki dewasa sebagai pria. Anak perempuan muda di kenal sebagai putri
dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai janin, bayi, balita, anak -- anak,
remaja, akil balik, pemuda/I, dewasa, dan (orang)tua.
Apa
benar semua yang diceritakan ibu tua itu padaku? Menurutnya, jika digolongkan
berdasarkan sifat dan tingkah lakunya, mungkin kita akan sampai pada
penggolongan yang berikutnya. Bahwa seseorang yang berdasarkan ciri fisik dan
penampilannya seperti Manusia pada umumnya, belum tentu bahwa seseorang itu
benar -- benar Manusia yang seutuhnya.
Seperti pengertian manusiawi yang kita ketahui selama ini.
"Ketika ada seorang anak bayi yang baru dilahirkan ke Dunia ini, kelak
sifat yang paling dominan di dalam
dirinya itulah yang akan menentukan jenis kelamin dan juga golongan-nya.
Jika di dalam dirinya sifat laki --
laki lebih dominan dari pada sifat
perempuannya, maka ia akan menjadi
lelaki seutuhnya, begitupun sebaliknya. Lalu jika di golongkan berdasarkan
nalurinya, maka kita akan menemukan beberapa golongan yang mewakili beberapa
mahluk ciptaan Tuhan di dalam diri atau tubuh seorang anak manusia.
Jika
naluri atau sifat Hewan yang ada di dalam dirinya itu lebih kuat dari pada
sifat Setan dan Manusia, maka ia
akan masuk kedalam golongan Binatang. Begitupun jika naluri atau sifat Setan nya kelak lebih kuat jika dibandingkan dengan sifat Hewan
atau Manusia nya, maka
ia akan masuk dalam golongan Setan dan jika sifat ke-manusia-an nya lebih kuat dari kedua sifat
diatas, makan dia akan masuk kedalam golongan Manusia yang sesungguhnya.
Walaupun
mereka semuanya memiliki bentuk dan tubuh yang sangat menyerupai manusia pada
umumnya, namun kelak mereka akan membentuk kelompok masing --masing, mereka
hanya akan merasa cocok dan hidup besama dengan golongannya, biasanya mereka akan saling melindungi golongannya tersebut
dari ancaman golongan lain.
Golongan Setan dan Binatang seringkali berusaha untuk menutupi jati diri mereka yang
sesungguhnya di dunia, mereka selalu menggambarkan bahwa wujud Setan itu sangat menyeramkan.
memiliki tanduk di kepala, serta memiliki gigi taring yang tajam -
tajam, padahal pembunuhan, pemerkosaan serta perbudakan yang sering terjadi di
Dunia ini adalah salah satu bukti, bahwa wujud Setan sesungguhnya
tidaklah
seperti yang mereka gambarkan selama ini.
Karena
tidaklah mungkin akan terjadi pertengkaran ataupun perselisihan di antara dua
anak manusia, jikapun engkau melihat ada dua anak manusia yang saat itu sedang
bertengkar dihadapanmu, maka bisa dipastikan bahwa salah satu diantaranya
adalah setan atau pun binatang yang berwujud manusia.”
Aku
terdiam, masih seperti tidak percaya dengan semua ucapan yang pernah kudengar
keluar dari bibir wanita berkerudung putih itu. Di negeri antah berantah, disuatu tempat yang aku
menyebutnya sebagai Dunia lain, aku menemukan suatu kenyataan yang sungguh membuatku harus
bertanya pada diriku sendiri. Benarkah aku ini Manusia yang sesungguhnya? Bukan
Binatang
yang menyerupai Manusia
atau bahkan Setan yang berwujud Manusia.
"Terima
kasih untuk kopi dan semua ceritanya Bu, selamat jalan dan semoga Tuhan
memberkatimu dimanapun engkau berada." kataku pelan sambil menatap ke arah
punggung wanita tua berkerudung putih yang barusan kulihat sempat melintas di
hadapanku, tersenyum sesaat ke arahku lalu menghilang diantara
keramaian kota.
Entahlah.
Dunia ini begitu misterius, sama misteriusnya dengan kehidupan itu sendiri.
Terlalu luas untuk di telaah, terlalu sulit untuk di mengerti, tidak mudah
untuk di ketahui dan di pahami secara utuh, walaupun kata orang hidup adalah
kesulitan yang harus diatasi. Rahasia yang harus di gali. Tragedi yang harus di
alami. Kegembiraan yang harus di bagi. Cinta yang harus di nikmati dan tugas
yang harus dilaksanakan. Tapi kehidupan itu sendiri, di pahami atau tidak, ia
akan tetap berjalan sebagaimana waktu yang terus berjalan
Masukkan password untuk melanjutkan.






.jpg)