Menyanggah 10 Mitos Perubahan Iklim
Betapa
banyak dan marak mitos yang bertebaran di ranah publik terkait masalah
perubahan iklim. Warga daring perlu tahu Informasi yang salah tentang iklim
dengan mengenali dan menyanggah mitos-mitos utama serta menampilkan bantahan
tersebut.
Covering
Climate Now, media
yang mempromosikan laporan perubahan iklim yang valid, menyusun 10 mitos iklim
yang beredar di ranah publik karena informasinya sebagian besar ”telah
dilanggengkan oleh perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil, sekutu politik
mereka, dan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dalam status quo.”
CCN
mengatakan pihak kepentingan ini telah menghabiskan jutaan dolar untuk iklan,
“kajian”, dan lobi untuk membingungkan publik, pembuat kebijakan, dan pers.
Sehingga hal ini dapat menghalangi aksi iklim.
Media bisa
saja tidak mengaitkan perubahan iklim dengan cuaca ekstrem - sehingga publik
mendapatkan informasi yang salah. Berikut bantahan terhadap 10 mitos perubahan
iklim:
MITOS 1: Para ilmuwan tidak sepakat tentang perubahan iklim.
FAKTA: Lebih dari 99% ilmuwan iklim setuju bahwa aktivitas manusia membuat planet ini terlalu panas.
Hanya
sedikit isu ilmiah yang telah dipelajari dan diperdebatkan sebanyak perubahan
iklim. Konsensus ilmiahnya sangat kuat dan tahan lama. Dalam artikel ini, Kate
Marvel, seorang ilmuwan iklim NASA, mengatakan: “Kami lebih yakin bahwa gas
rumah kaca menyebabkan perubahan iklim daripada kami yakin bahwa merokok
menyebabkan kanker.”
Para ilmuwan
sangat setuju bahwa minyak bumi, batu bara, dan gas membuat planet ini terlalu
panas.
MITOS 2: Perubahan iklim adalah tipuan politik.
FAKTA: Hukum fisika tidak peduli dengan ideologi politik. Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia adalah fakta ilmiah, seperti yang telah disimpulkan oleh hampir semua lembaga ilmiah di dunia.
Para
pemimpin politik di seluruh spektrum ideologi telah mendukung tindakan untuk
menghindari bencana iklim. Pemerintah nasional, negara bagian, dan pemerintah
lokal dari berbagai aliran politik di seluruh dunia telah mengambil tindakan
tersebut.
Konsensus
ilmiah sangat kuat bahwa pembakaran bahan bakar fosil membuat planet ini
menjadi terlalu panas.
MITOS 3: Kita tidak mungkin tahu bahwa manusia menyebabkan perubahan iklim.
FAKTA:
Kita bisa menyebabkannya, dan itu benar. Suhu global dan tingkat CO2 di
atmosfer telah meningkat secara perlahan sejak manusia mulai membakar batu bara
dan bahan bakar fosil lainnya dalam jumlah besar selama Revolusi Industri. (Sumber: NASA)
NASA, NOAA,
Badan Meteorologi Inggris, Badan Meteorologi Jepang, dan Pusat Prakiraan Cuaca
Jangka Menengah Eropa adalah beberapa lembaga ilmiah terkemuka yang telah
mengumpulkan catatan suhu dan CO2 ini. Artinya, para ilmuwan mengetahui tanpa
keraguan dari mempelajari data suhu dan CO2 zaman dahulu bahwa aktivitas
manusia adalah penyebab perubahan iklim.
MITOS 4: Iklim selalu berubah, hari ini pun demikian.
FAKTA: Benar, iklim bumi telah berubah sebelumnya. Tapi tidak pernah secepat sekarang, berkat pembakaran bahan bakar fosil selama 250 tahun.
Laju
pelepasan karbon yang disebabkan oleh manusia saat ini “belum pernah terjadi
sebelumnya selama 66 juta tahun terakhir,” menurut sebuah penelitian di jurnal
Nature tahun 2016. Para ilmuwan sepakat bahwa iklim tidak pernah berubah
secepat ini dalam sejarah manusia, dan perubahan ini adalah hasil dari
pembakaran bahan bakar fosil, yang secara serius mengancam kesejahteraan
manusia.
MITOS 5: Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengatasi perubahan iklim, jadi mengapa harus repot-repot.
FAKTA: Para ilmuwan telah berulang kali menyatakan bahwa umat manusia telah memiliki alat dan teknologi untuk menghentikan perubahan iklim dan menghindari dampak terburuknya. Laporan Sintesis IPCC mengurutkan lima pendekatan utama yang dapat membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius.
Manusia
harus hidup dengan suhu yang lebih panas saat ini selama bertahun-tahun yang
akan datang, tetapi kita masih bisa membatasi kerusakan di masa depan secara
dramatis, jika kita mengambil tindakan yang kuat sekarang. Solusi iklim sangat
banyak, masuk akal, dan sering kali lebih unggul secara ekonomi daripada
praktik-praktik yang ada saat ini. Banyak pemerintah dan bisnis yang sudah
menerapkan solusi energi hijau, angkutan massal, ketahanan pantai, dan
pertanian cerdas iklim. Project Drawdown juga memiliki daftar panjang solusi
spesifik untuk mengurangi emisi.
Terlepas
dari semua berita buruk yang ada, para ilmuwan menekankan bahwa kita memiliki
teknologi dan mengetahui cara yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini.