Rindu di Ujung Senja

Rindu di Ujung Senja
Rindu di Ujung Senja
Di ujung senja yang perlahan merunduk,
terbayang sawah luas terbentang jauh,
aroma tanah basah seusai hujan,
dan nyanyian jangkrik yang menenangkan luluh.
Langit kota tak pernah seramah langit sana,
di mana mentari terbit di balik gunung
dan angin pagi membawa kabar
dari pohon-pohon tua yang hafal namaku.
Aku rindu suara ibu memanggil lembut,
dentang piring di dapur,
dan bau kayu bakar yang menari
di sela dinginnya pagi kampungku.
Rindu ini tak bisa diseka waktu,
ia menetap di dada,
seperti doa yang tak putus
dipanjatkan pada bintang-bintang desa.
Wahai kampungku, tunggulah sebentar,
suatu saat kakiku akan pulang jua,
menyusuri jalan tanah yang pernah kupijak,
menemukan diriku yang lama tertinggal di sana.