Cinta yang Tak Disembunyikan

Cinta yang Tak Disembunyikan
Cinta yang Tak Disembunyikan
| pembaca

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi hutan pinus dan suara ombak yang tak pernah lelah bernyanyi, tinggal sepasang kekasih: Rendra dan Alya. Mereka dikenal sebagai pasangan yang serasi—bagaikan senja dan langit yang saling melengkapi dalam diam.

Namun di balik tawa yang terkadang mereka bagikan, ada sesuatu yang perlahan menggerogoti hubungan mereka. Sebuah rahasia kecil, yang awalnya dianggap sepele, mulai tumbuh menjadi dinding tebal antara dua hati yang dulu begitu terbuka antara satu dengan yang lainnya.

Rendra menyembunyikan sesuatu. Bukan pengkhianatan dalam bentuk orang lain, tapi rasa takut kehilangan, yang membuatnya tak jujur soal hal-hal sederhana—tentang keuangan, tentang kesibukan, tentang isi pikirannya. Ia berpikir, “Toh ini untuk kebaikan Alya. Aku hanya tak ingin ia khawatir, itu saja.”

Tapi kebohongan, sekecil apapun, selalu tahu jalan untuk pulang—dan selalu kembali dalam bentuk luka.

“Ren… aku lebih memilih kejujuran yang menyakitkan daripada kebohongan yang menenangkan.”
— Alya

Rendra terdiam. Kata-kata itu menembus dadanya, jauh lebih tajam dari apa pun yang pernah ia dengar. Ia menunduk, lalu berbisik,

“Aku takut, Ly. Takut kalau aku jujur, kau akan pergi.”

Alya tersenyum getir.

“Justru dengan tidak jujur, kau perlahan membiarkanku pergi… tanpa harus melangkah.”

Malam itu, mereka tidak bicara banyak. Hanya diam, saling memandang, dan membiarkan kejujuran menetes dari mata yang tak lagi bisa menipu.

Keesokan paginya, Rendra datang dengan wajah baru. Ia menceritakan semuanya—tentang rasa takut, tentang alasan ia berbohong, tentang sisi dirinya yang rapuh. Alya mendengarkan tanpa menyela. Lalu ia menggenggam tangan Rendra dan berkata pelan,

“Terima kasih, karena akhirnya kau memilih jujur, meski itu terlambat. Cinta yang jujur tak selalu sempurna, tapi selalu nyata.”

Sejak saat itu, hubungan mereka tak lagi dibangun dari kata “baik-baik saja” yang dipaksakan. Mereka belajar bahwa kejujuran bukan hanya tentang mengungkap apa yang benar, tapi juga tentang berani menghadapi konsekuensi dari kebenaran itu.

Karena cinta sejati bukanlah yang selalu indah, melainkan yang berani telanjang tanpa rahasia.

Kejujuran adalah cahaya dalam setiap hubungan. Ia mungkin menyilaukan di awal, tapi tanpanya, dua hati hanya berjalan dalam gelap. Cinta yang jujur tak menjanjikan kesempurnaan, tapi menjanjikan ketenangan—karena tidak ada yang disembunyikan.

Bagikan artikel ini jika bermanfaat, dan jangan lupa baca artikel menarik lainnya di Warkasa1919.com.
📢 Dukung Warkasa1919 dengan membagikan artikel ini ke temanmu! Temukan juga inspirasi lainnya.
Rp 3.410.445
WordPress
Rp 1.878.293
Blogger
Rp.25,000,00
Berlangganan Konten Premium Rp.25.000,00 sekali baca atau Rp.120.000,00 per tahun
Rp.110.000,00
Buku
Rp.-
Jika Anda berminat bisa menghubungi kami
Rp.-
Jika Anda berminat bisa menghubungi kami
Cek Harga Domain
Domainesia

Lihat Peta

atrbpn
OpenStreetMap
Pusat Database BMKG
Google

Tanya AI

Google
ChatGPT
Meta

]]>