“Alkisah setelah merasai dan memakan buah dari pohon tersebut, tampak dan terbukalah aurat mereka berdua. Karena muncul rasa malu, dengan susah payah, masing-masing berusaha menutupi aurat yang tampak dan terbuka itu dengan dedaunan yang ada di sekitar mereka.
Seketika sadarlah Nabi Adam dan Siti Hawa akan kekeliruan serta dosa mereka. Larangan yang telah Allah peringatkan justru telah mereka langgar. Pohon yang sama sekali jangan mereka dekati kini malah mereka makan buahnya, dan akibatnya tampaklah aurat mereka sendiri. Rasa penyesalan yang sedalam-dalam nya muncul, Nabi Adam dan Siti Hawa pun kemudian bertobat dan memohon ampunan Allah.
Allah memberikan ampunan-Nya serta menjatuhkan hukuman yakni memerintahkan Nabi Adam dan Siti Hawa pergi dari surga dan turun ke muka Bumi. Berbekal pengetahuan dan beberapa kalimat-kalimat dari Allah, Nabi Adam dan Siti Hawa pun turun ke muka Bumi. Saat diturunkan ke Bumi, Nabi Adam dan Siti Hawa saat itu terpisah di dua tempat yang berbeda. Adam merasakan kehilangan dan mencari-cari keberadaan Hawa, sedang Hawa sendiri pun demikian pula. Di muka Bumi yang terhampar luas itu, dengan susah payah mereka terus-menerus saling mencari."
Bagian ini terkunci. Masukkan password untuk membaca selengkapnya.
Bagian
Enam
*
“Kenapa
harus dengan pernikahan?” tanya nya lagi sambil menatap tajam ke arah mataku.
“Abang
pernah mendengar kisah Nabi Adam dan Siti Hawa?[i]”
tanyaku lagi sambil tersenyum menatap kedua matanya.
Sepertinya
dia masih belum begitu mengerti dengan pertanyaan ku barusan, apa hubungan
masalah yang sedang di hadapi nya kini dengan leluhur mereka dulu?
“Alkisah
setelah merasai dan memakan buah dari pohon tersebut, tampak dan terbukalah
aurat mereka berdua. Karena muncul rasa malu, dengan susah payah, masing-masing
berusaha menutupi aurat yang tampak dan terbuka itu dengan dedaunan yang ada di
sekitar mereka.
Seketika
sadarlah Nabi Adam dan Siti Hawa akan kekeliruan serta dosa mereka. Larangan
yang telah Allah peringatkan justru telah mereka langgar. Pohon yang sama
sekali jangan mereka dekati kini malah mereka makan buahnya, dan akibatnya
tampaklah aurat mereka sendiri. Rasa penyesalan yang sedalam-dalam nya muncul,
Nabi Adam dan Siti Hawa pun kemudian bertobat dan memohon ampunan Allah.
Allah
memberikan ampunan-Nya serta menjatuhkan hukuman yakni memerintahkan Nabi Adam
dan Siti Hawa pergi dari surga dan turun ke muka Bumi. Berbekal pengetahuan dan
beberapa kalimat-kalimat dari Allah, Nabi Adam dan Siti Hawa pun turun ke muka
Bumi. Saat diturunkan ke Bumi, Nabi Adam dan Siti Hawa saat itu terpisah di dua
tempat yang berbeda. Adam merasakan kehilangan dan mencari-cari keberadaan
Hawa, sedang Hawa sendiri pun demikian pula. Di muka Bumi yang terhampar luas
itu, dengan susah payah mereka terus-menerus saling mencari.
Terhitung
selama 40 hari barulah kemudian mereka berjumpa di sebuah bukit di jazirah Arab
yang kemudian disebut dengan Jabal Rahmah[ii]. Macam-macam rasa
muncul, bahagia, sedih, terharu, kasihan, dan rasa sayang. Adam dan Hawa
akhirnya berkumpul dan menyatu kembali seperti sewaktu di dalam surga.
Karena
aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan yang pernah di lakukan oleh
nenek moyang kita dahulu.”
Kututup
cerita tentang kisah Nabi Adam dan Siti Hawa.
**
Lelaki
berbadan gelap itu diam mendengar semua ceritaku barusan, begitu berat rasanya
menerima kenyataan pahit ini. Begitu berat rasanya memutuskan dua pilihan ini.
Di satu sisi dia ingin hidup normal seperti pasangan yang lain nya, namun di
lain sisi, dia juga tau, jika memang persetubuhan adalah satu-satunya jalan
untuk kesembuhan wanita yang begitu di cintainya itu.
Ingin
rasanya dia mengatakan kepada lelaki muda di hadapan-nya ini, jika saat ini dia
iklas jika lelaki muda di depannya itu ‘mengobati’ wanita berkulit hitam manis
itu tanpa dia harus menikahinya terlebih dahulu. Tapi demi kehormatan istrinya,
dan juga demi kebaikan mereka berdua, sepertinya memang dia harus merelakan
jika istrinya itu di nikahi oleh lelaki muda di hadapan-nya ini. Dia begitu
mencintai wanita di hadapannya itu, tapi dia juga sadar jika tetap memaksa agar
lelaki muda itu tetap ‘mengobati’ wanita itu tanpa harus melalui proses
pernikahan terlebih dulu hanya akan semakin membuatnya terjerumus kedalam
kubangan dosa.
Masih
jelas dalam ingatannya, empat setengah tahun yang lalu ketika wanita berkulit
hitam manis ini menolak dengan halus keinginannya. Lalu berbekal informasi dari
temannya, dan bersama teman karibnya itu dia mencari dan pergi mendatangi orang
tua yang di anggap orang pintar oleh orang-orang dikampungnya itu. Dan di
hadapan nenek tua yang terkenal karena memiliki suami sembilan orang
dikampungnya itu, dia mengutarakan niat hatinya untuk memiliki janda kembang mantan
teman sepekerjaannya dulu.
Setelah
semua persyaratan yang di minta oleh nenek yang terkenal karena memilik suami
sembilan orang dikampungnya itu. Maka pada malam jumat kliwon, berdua dengan
nenek tua itu mereka pergi ke Makam Keramat Datuk Belang Enam di belakang hutan
larangan.
Dengan
membawa sebotol minyak kelapa hijau yang dimasak oleh gadis yang masih perawan,
sehelai kain kafan dan sebungkus kemenyan hitam. Malam itu di terangi oleh
sebatang lilin dan cahaya bulan purnama, di atas kain kafan di pinggir makam
keramat sambil membakar kemenyan hitam mereka melakukan ritual pemanggilan dan
pengisian khodam.
Lalu
pada keesok harinya, berbekal olesan minyak pada telapak tangannya, dia
berangkat menuju rumah janda kembang mantan teman sepekerjaan-nya itu. Dan
ajaib, setelah selesai berjabat tangan dengan-nya, wanita yang diawal
kedatangannya dulu selalu menolak apa yang menjadi keinginan-nya itu tiba-tiba
saja begitu lemah lembut saat ini dan menerima apa saja yang di ucapakannya.
Setelah
mereka resmi berumah tangga, dia memutuskan untuk berhenti bekerja di
perusahaan yang sama dengan almarhum mantan suami wanita yang baru saja di
nikahinya itu. Tapi kebahagiannya itu tidak berlangsung lama, mulai dari
malam pertama hingga malam ini, belum sekalipun dia berhasil menggauli wanita
yang sangat di cintainya itu. Karena setiap kali dia ingin melakukan dengan
istrinya itu entah kenapa senjata pusaka miliknya itu selalu tidak berdaya.
Dia
tidak mau putus asa begitu saja, maka dia pun kembali pergi menjumpai nenek tua
yang memiliki suami sembilan orang suami di kampungnya itu. Dan menurut nenek
tua yang sudah di anggap guru olehnya itu. Semua itu adalah akibat perbuatan
almarhum mantan suaminya dulu yang sampai kini masih belum iklas untuk
melepaskan dan meninggalkan mantan istrinya itu. Dan pada saat itu Nenek tua
itu mengatakan kalau dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya. Dia
tidak patah semangat, berbagai upaya terus mereka lakukan, mulai dari
mendatangi orang pintar, dukun, hingga kyai[iii] untuk meminta
kesembuhan, namun sampai hari ini senjata pusaka milik nya itu masih saja saja
tetap tidak berdaya ketika berhadapan dengan wanita yang begitu di cintainya
itu.
Dan
ajaibnya semua keanehan senjata pusaka milik-nya itu tidak berlaku bagi wanita
lain, pernah suatu kali dia mencobanya pada seorang wanita di pinggir jalan,
dan ketika itu senjata pusaka milik nya itu begitu perkasa di hadapan wanita
jalanan yang ketika itu bahkan sampai memohon padanya untuk berhenti sejenak.
Hampir
saja dia menjadi lelaki hidung belang yang suka jajan perempuan di pinggir
jalan, setiap kali dia tidak bisa menyentuh istrinya itu dia selalu pergi
melampiaskannya pada perempun nakal di pinggir jalan. Dan semua itu dilakukan
tanpa sepengatahuan istrinya di rumah. Dan baru berhenti melakukan
‘kenakalan-nya’ itu ketika mendapatkan ilmu baru dari nenek tua yang sudah
memberinya minyak pelet untuk mengguna-gunai istrinya dulu.
Semua
cara sudah mereka lakukan, hingga dia gelap mata menuruti semua keinginan dukun
yang meminta syarat untuk menyetubuhi tubuh molek istrinya sebagai syarat
pengobatan-nya. Hingga pada malam itu dia sengaja membiarkan istrinya pergi
seorang diri ke rumah dukun yang ingin mengobatinya itu. Sementara dia menunggu
di rumah dengan sumpah serapah, dan berharap semoga setelahnya, dia tidak lagi
hanya bisa melihat tanpa bisa menyentuh tubuh molek istrinya itu.
Istri
nya pulang kerumah dan menceritakan semuanya, dia menceritakan kalau dukun yang
mereka datangi itupun ternyata tidak berhasil mengobatinya juga. Dan sudah
empat tahun lama nya mereka menunggu, sampai hari ini pun mereka masih terus
berharap semoga dia dan istrinya bisa hidup normal seperti pasangan lainnya.
Dan
malam ini, dihadapan lelaki muda yang mengenakan setelan kemeja lengan panjang
berwarna coklat muda yang sudah terlihat kusam ini dia harus menerima kenyataan
bahwa dia harus menerima dengan lapang dada, menyaksikan wanita yang
dikasihinya itu menikah dengan lelaki muda di hadapannya ini.
Hatinya
begitu kecewa dan terasa getir saat ini. Dengan sisa-sisa rasa sayang kepada
wanita yang sudah empat tahun menemani hari-harinya, tadi pagi dia
menguatkan hatinya untuk meminta lelaki muda yang sedang duduk di depan-nya ini
untuk menunda keberangkatannya. Dia dan istrinya telah sepakat akan memutuskan
apa yang akan mereka lakukan kedepannya setelah malam ini.
Begitu
berat keputusan yang harus dia ambil malam ini, menyangkut masa depan rumah
tangga-nya. Seharian tadi istrinya telah mengutarak niat hatinya ingin
mengakhiri semua ini. Sambil menangis dia menumpahkan semua isi hatinya.
Ketakutan dan kesakitannya, setiap malam jumat kliwon di datangi dan di
setubuhi oleh almarhum mantan suaminya dulu tanpa sekalipun mereka berdua mampu
untuk menolak kehadirannya. Saat ini istrinya begitu putus asa, dan sempat
berfikir mungkin hanya kematian lah jalan satu-satunya untuk mengakhiri semua
penderitaannya ini.
Dia
begitu mencintai wanita yang sudah menjadi bagian hidupnya selama empat tahun
belakangan ini. Dan saat ini dirinya di hadapakan pada tiga pilihan, pilihan
pertama dia kehilangan istrinya karena di tinggal mati, pilihan kedua kehilang
istrinya karena gila, dan pilihan yang ketiga adalah kehilangan istrinya karena
di tinggal pergi menikah dengan pria lain. Seperti makan buah simalakama, tidak
ada satu pilihan pun yang ingin di ambilnya saat ini, tapi memang terkadang
takdir itu begitu kejam. Tanpa terasa air matanya keluar begitu saja, tanpa
disadari air matanya mengalir deras, menetes di kedua pipinya, teringat akan
semua kemalangan hidupnya ini. “Tuhan !!! Kenapa engkau begitu
kejam padaku!” Hatinya menjerit sambil berusaha menguasai emosi yang bergejolak
di dalam dirinya saat ini.
*
Di
sepertiga malam ini angin berhembus kencang, suasana dingin terasa mencekam.
Hanya suara jangkrik yang terdengar saling bersahutan di luar bangunan rumah
makan di pinggir jalan ini. Anak wanita berkulit hitam manis dari hasil
pernikahan dengan suami pertamanya dulu sudah tertidur pulas di dalam kamarnya,
warung makan tutup seharian, hari ini mereka sengaja tidak jualan.
Di
ruang tengah, kami duduk bertiga, di atas kasur tipis Palembang di depan dua
gelas kopi dan satu gelas teh manis suasana saat ini begitu kaku, mata wanita
berkulit hitam manis ini tampak sembab, sepertinya dia habis menangis seharian,
begitupun dengan mata Lelaki berbadan gelap ini, matanya masih terlihat memerah
dan berkaca-kaca. Ada rasa duka mendalam disitu, begitu pasrah akan kehilangan
orang yang begitu di cintai nya itu.
****
Sekian
tahun mereka membina rumah tangga, melakukan segala cara, berharap untuk
mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangga-nya. Dan malam ini adalah malam
keputusan yang berat bagi mereka berdua. Perceraian adalah hal yang paling di
benci oleh agama, tapi mereka sadar, di teruskan pun hanya akan membuat mereka
semakin terjerumus ke dalam kubangan dosa.
Setelah
cukup lama saling diam, tenggelam dalam fikiran masing-masing. Akhirnya lelaki
berbadan gelap itu membuka suara, kutatap matanya sebelum aku menatap wajah
wanita berkulit hitam manis yang masih menunduk, menatap permukaan kasur
Palembang yang di dudukinya saat ini.
“Erna sudah menceritakan semuanya, bahkan hal-hal
yang sebelumnya tidak pernah dia ceritakan padaku.” Katanya lagi, suara nya
sedikit serak sambil menatap pilu ke arah istrinya.
Kulihat
wanita berkulit hitam manis itu masih sesegukan menahan tangisnya.
“Abang
begitu mencintainya.” Katanya lirih, sambil berusaha menekan nada suaranya,
berusaha menahan gejolak perasaannya sendiri.
“Dan
abang akan lakukan apapun itu demi kebaikan dan kebahagiaannya.”
Suaranya
terhenti karena tiba-tiba wanita berkulit hitam manis itu mendatanginya,
menangis sambil duduk bersimpuh di depannya.
Lelaki
berbadan gelap yang sudah empat tahun menjadi suaminya itu memeluknya, begitu
berat rasanya, melepaskan wanita yang sudah empat tahun lamanya menjadi
pendamping hidupnya ini. Tapi demi kebaikan mereka berdua, dan demi kebahagian
pasangan-nya mereka memutuskan untuk menyanggupi syarat yang ku berikan malam
tadi.
*****
Wanita
berkulit hitam manis itu menatap lelaki muda yang duduk bersila di hadapan
mereka, begitu tenang, seperti tidak terbawa oleh suasana yang terjadi di depan
matanya, tersenyum datar tanpa beban dan tanpa makna.
Dia
adalah binatang jalang yang datang kerumah makan pas di hari pernikahan mereka,
Di antara gelapnya langit yang menghitam, Di antara curahan hujan yang turun
dengan lebatnya di sertai kilatan cahaya petir. Siang itu dia datang
memesan segelas kopi susu padanya yang sudah empat tahun lamanya begitu gelisah
menanti kedatangan siluman yang akan menjadi kunci pembuka pagar ghaib yang
membelenggunya selama ini.
Sosoknya
biasa saja, perawakannya sedang, tidak kekar seperti kebanyakan anak muda yang
senang berpetualang pada umumnya. Postur tubuhnya sedikit tinggi. Memakai
pakaian berwarna coklat muda yang sudah terlihat kumal dimatanya. Dengan tas
ransel di pundaknya siang itu dia masuk ke dalam Rumah Makannya, awalnya hanya
sekedar numpang berteduh, karena hujan tak juga kunjung reda dia lalu memesan
segelas kopi susu, dan dari situlah awal mula cerita ini dimulai.
Saat
itu dia mendengar ada orang masuk ke dalam warung makan-nya, dia beranjak dari
tempat duduknya di ruang tengah, berdiri lalu dia mendatangi suara orang yang
sedang berdiri di depan pintu Rumah Makan-nya itu.
Di
depan pintu Rumah Makannya itu dia melihat seorang lelaki muda yang berdiri
sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang sedikit basah terkena air hujan, di
tatapnya lelaki muda yang mengenakan setelan kemeja lengan panjang berwarna
coklat muda yang sudah terlihat memudar di depannya. Entah kenapa tiba-tiba
dia merasa ada yang lain dengan dirinya, tubuhnya sesaat terasa panas dingin,
dan entah kenapa tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang menetes keluar dari
dalam kemaluannya. Sedikit gugup karena memikirkan apa yang barusan dia
rasakan, dia segera menyuruh tamunya itu untuk segera duduk sambil menanyakan
pesanannya.
Setelah
tamunya itu menyebutkan pesanannya, cepat-cepat dia berlalu dari hadapan lelaki
muda di depan-nya, tidak langsung membuat kopi susu pesanan tamunya itu di
dapur. Tapi dengan sedikit gemetar dia langsung menuju ke kamar mandi. Di dalam
kamar mandi, keningnya berkerut melihat apa yang baru saja terjadi. Di rabanya,
sedikit basah, seperti ada cairan yang baru keluar dari dalam kemaluannya.
Padahal sudah lima tahun lamanya semenjak dia di tinggal mati oleh suami
pertamanya dulu, selain setiap malam jumat kliwon dia tidak pernah mengalami
hal aneh seperti apa yang di alaminya barusan itu.
Sambil
meletakan segelas kopi susu di hadapan pria muda yang tidak dikenalnya, dia
memandang ke tempat lain, ada sedikit rasa jengah ketika dia merasakan kalau
tamu nya itu seperti sedang menatap aneh ke arahnya. Dan entah kenapa saat itu
dia merasa seperti ada dorongan yang begitu kuat di dalam dirinya untuk duduk
di meja yang sama dengan meja yang sedang di duduki oleh lelaki muda itu. Dan entah
kenapa saat itu dia begitu ingin menemaninya minum kopi.
Setelah
berhasil memenangkan perang batin dengan dirinya sendiri kala itu, akhirnya dia
memutuskan untuk menarik salah satu kursi di meja yang sedang di duduki oleh
tamunya. "Hitung-hitung menarik pelanggan fikirnya." Sambil duduk dia
perhatikan lelaki muda yang tampak cuek terhadapnya itu. Sambil mencuri-curi
pandangan ke arah lelaki muda yang sedang menyalakan api rokok yang terselip di
bibirnya itu. Dia mencoba memulai percakapan.
“Mau
kemana bang?” tanyanya, sembari berusaha mengatur jalan nafasnya yang entah
kenapa jadi tidak beraturan seperti ini.
Dan
saat ini dia merasa bahwa mulut nya sendiri sudah mulai susah untuk diajak
bekerja sama, hatinya begitu ingin menyimpan rapat-rapat masalah pribadinya
. Tapi entah kenapa bibir tebal mungil itu sepertinya tidak mau berhenti
bicara.
Dalam
hati dia memaki-maki dirinya sendiri, memaki akan kecerobohan bibir mungil itu,
yang entah kenapa bisa keceplosan pada lelaki muda di hadapannya, kalau
pria berbadan gelap yang barusan masuk dan terlihat basah kuyup karena siap
kehujanan itu adalah suami ke duanya. Jujur saja dia merasa begitu bodoh
sendiri di depan lelaki muda yang sedari tadi cuma tersenyum sambil sesekali
menganggukan kepalanya ini. " Ahh..mungkin saat ini dia sedang berfikir geli
tentangku."
Setelah
selesai mandi, suaminya pun ikut nimbrung ngobrol bertiga dengan lelaki muda
yang baru mereka kenal itu. Sama seperti dirinya, dia pun terlihat begitu cepat
akrab dengan lelaki muda yang baru saja di kenalnya itu. Dia bicara panjang
lebar dengan lelaki muda itu. Dan sepertinya dia begitu percaya untuk
menceritakan semuanya pada lelaki muda yang baru di kenalnya. Bahkan
menawarkan-nya untuk tidur di salah satu kamar yang kosong di sebelah ruang
makan ini.
Diam-diam
wanita berkulit hitam manis ini memperhatikan lelaki muda yang sedari tadi cuma
diam, seperti mahluk tanpa rasa, begitu asik dengan dirinya sendiri dan
rokok yang ada di dalam genggamannya itu, sedikitpun tidak ada reaksi dari
cerita bersambung yang di dengarnya sedari tadi. "Aah.. mungkin saja sebentar
lagi dia akan menikahi rokok kesayangannya itu!" Pikirnya sambil tersenyum geli
diam-diam dia memperhatikan rokok yang ada di dalam genggaman
lelaki muda di hadapannya.
"Ehm..
seandainya saja bukan rokok itu yang di pegangnya sedari tadi." Pikir wanita
berkulit hitam manis yang tiba-tiba saja wajahnya bersemu merah, malu sendiri, saat
membayangkan seandainya yang di genggam lelaki muda itu adalah tangannya, bukan
bungkus rokok yang jelas-jelas benda mati.
“Dia
sudah menikah belum ya?” entah kenapa tiba-tiba terlintas pertanyaan itu dalam
benaknya. "Aah! sepertinya dia begitu pelit untuk menceritakan sedikit saja
tentang dirinya!" Jujur saja dia sedikit dongkol kala itu ketika melihat lelaki
muda di depan-nya ini cuma diam sambil tersenyum menjawab keingin tahuannya
itu.
Dari
tadi lelaki muda ini baru memberi tau nama dan tujuan-nya saja. Sambil sesekali
tersenyum mendengarkan semua cerita bersambungnya, tidak lebih dan tidak
kurang. "Atau jangan-jangan dia sudah mati rasa!" Pikir-nya sambil diam-diam
melirik ke arah bawah perut lelaki muda yang dari tadi cuma senyam-senyum di
depannya. Dari sekian banyak tamu yang datang berkunjung dan makan di rumah
makan mereka ini, baru sekali ini dia merasa di abaikan seperti ini!
Bagaimanapun
dia adalah seorang wanita yang sangat sadar dengan potensi yang di milikinya
. Dia tau bahwa dari sekian banyak tamu yang jadi pelanggan tetap di
rumah makannya itu adalah para lelaki, para lelaki yang dia tau kalau beberapa
di antaranya memang memiliki rasa suka terhadapnya. Dan dia sangat sadar kalau
semua lelaki itu, pada umum nya di mana-mana sama saja. Gak bisa liat barang
bagus! Tidak di rumah makan ini saja, bahkan dulu di kantin perusahaan tempat
nya bekerja pun dia sering mendengar bisik-bisik di antara para pelanggan Pria
nya.
“Kalau cita rasa masakan itu nomor
dua.”
Kata
lelaki jangkung langganan-nya itu sambil tertawa mesum ke arah teman-nya.
“Kalau
nomor satu apa?” tanya teman di sebelahnya nya ikut-ikutan tertawa.
“Itu!”
kata lelaki jangkung itu sambil ekor matanya menatap mesum ke arahnya.
Dan
seperti biasa dia tidak pernah ambil pusing dengan tatapan mesum mata lelaki
yang terkadang suka usil padanya, dia berprinsip, dilihat boleh, dipegang
jangan. Karena dia bukan barang pegangan.
“Aneh
sekali!”jerit nya di dalam hati.
Sekian
lama hatinya seperti mati rasa, dan entah kenapa tiba-tiba di hadapan lelaki
muda yang baru muncul di hadapannya ini, satu sisi di dalam dirinya berubah
menjadi begitu liar dan sedikit binal. Melihat lelaki muda yang sepertinya
sudah mati rasa itu.
Satu sisi di dalam dirinya merasa
begitu tertantang untuk menaklukannya. Satu sisi dari dalam dirinya itu saat
ini seperti hendak keluar. Dan satu sisi dari dirinya itu seperti ingin merobek-robek
kulit dadanya.
Satu sisi dari dirinya itu, saat ini
sedang jelalatan matanya, mencari celah untuk keluar, ingin merobek-robek
pakaian hitam panjang yang selalu menutup auratnya, menarik lepas dan membuang
jauh-jauh jilbab[iv]
yang di kenakannya.
[i] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Adam berarti tanah, manusia,
atau cokelat muda) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia
pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula,
merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah
mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau
pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini. Hawa (Arab:حواء,
Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan dianggap sebagai Ummul Bashar
(“Ibu Umat Manusia”). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah
Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia,
demikian juga dalam dunia Islam pada umumnya.
[ii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia;
Jabal Rahmah, sebuah tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang
tempat bertemunya nenek moyang manusia Nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi.
[iii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Perkataan ini berasal dari
bahasa Jawa. Kadangkala ia dieja kiai. Secara tradisinya, para pelajar Islam di
Indonesia akan belajar di sebuah sekolah asrama yang dikenal sebagai pesantren.
Pemimpin sekolah dipanggil kyai, sebagai bentuk penghormatan. Perkataan
tradisional untuk guru dalam Islam adalah ustad, yang merupakan kata
peribahasa. Terdapat banyak para ustaz di Indonesia yang mengajar agama, tetapi
kebanyakan mereka tidak memiliki sekolah asrama.
[iv] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Jilbāb adalah busana muslim
terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang
biasa dikenakan oleh para wanita muslim. Penggunaan jenis pakaian ini terkait
dengan tuntunan syariat Islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat atau
dikenal dengan istilah hijab. Sementara kerudung sendiri di dalam Al-Qur'an
disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31
Bagian
Tujuh
*
Kutatap
Pria berbadan gelap dan wanita berkulit hitam manis yang beringsut mendekat ke
arahku secara bergantian, ku letakan rokok yang belum habis kuhisap di asbak
rokok yang berada di dekatku.
“Abang
iklas dia engkau nikahi, tolong jaga dan rawat dia.” Kata suami wanita berkulit
hitam manis itu kepadaku.
Suaranya
terdengar begitu pelan sambil menatap sayu ke arahku dan wanita berkulit hitam
manis yang berada di sebelahnya ini.
Sepertinya
dia sudah kembali kesini, setelah tadi kulihat, dia sempat berjalan jauh
menyusuri masa lalunya bersama wanita berkulit hitam manis yang sudah empat
tahun mendampinginya itu.
Aku
mengganggukan kepala sambil tersenyum menatapnya, lalu menatap binatang liar
disamping-nya yang terlihat begitu binal sedang mencuri-curi pandang ke arahku.
Binatang binal itu menjadi begitu liar ketika tau di hadapnya saat ini ada
binatang jalang yang juga sedang melihat ke arahnya. Binatang jalang yang dia
tau selalu berdiri di antara siang dan malam, berjalan di antara kesedihan dan
kebahagiaan, saat ini dilihatnya sedang duduk nyaman diatas rasa sakit dan
kenikmatan.
Kutatap
wanita berkulit hitam manis di depanku, kutatap wajah seorang wanita baik-baik
yang aku tau berusaha untuk tetap tegar berdiri di tengah semua rasa sakit dan
ketakutan yang selalu datang menghantuinya. Seorang wanita lugu yang di tengah
ketidak tahuannya bersedia membuka aurat dan kemaluannya pada pria yang bukan
‘muhrim’nya demi untuk menjaga keutuhan rumah tangga-nya. Seorang wanita yang
begitu tunduk dan patuh pada seorang lelaki yang tidak begitu pandai menjaga
harga dirinya.
Ditengah
kegalauan hatinya, dia duduk terdiam, menanti kedatangan binatang jalang yang
diapercaya menjadi kunci pembuka gerbang menuju jalan kesembuhan dan kebahagian
rumah tangganya.
“Apa
kakak bersedia menikah dengan ku?” tanyaku pada wanita berkulit hitam manis
yang sedari tadi menunduk di hadapanku ini.
“Kakak
bersedia bang!” katanya yakin, sambil tersenyum menatapku.
“Apa
abang bersedia menjadi saksi dan menjadi ‘wali
nikah[i]’nya nanti?” Tanyaku
sambil menatap lelaki berbadan gelap yang masih terlihat lesu.
Mungkin
dia masih cukup lelah setelah kembali dari perjalanan panjang menyusuri masa
lalunya bersama wanita berkulit hitam manis itu.
“Abang
bersedia, asalkan memang itu bisa melepaskan dia dari semua belenggu ghaib yang
mengikat dan menyiksa dirinya selama ini.” Katanya yakin, lagi sambil menganggukan
kepala seraya menatapku.
Walau
sudah tidak semurung tadi, tapi sepertinya dia masih begitu terpukul dengan
keputusan yang sudah diambilnya barusan, sesekali kulihat dia menarik nafas,
seolah berbicara pada dirinya sendiri.
“Mungkin
memang ini yang terbaik untuk mereka saat ini, dan aku pun pasti akan
mendapatkan pengganti yang lebih baik dari wanita yang sudah empat tahun
kunikahi ini.”
Dan
saat ini rasa pasrah untuk memberikan yang terbaik untuk orang yang dikasihinya
itu lebih besar dari semua rasa sedih akan kehilangan orang yang dikasihinya
itu.
Kuambil
rokok di dalam asbak, menghisap-nya dalam-dalam, lalu menghembuskan asapnya
pelan-pelan, sedikit pelan dan berhati-hati aku mulai bicara." Saat ini dia
masih terikat oleh perjanjian ghaib yang dilakukan oleh dukun dan mahluk itu
tanpa sepengetahuannya dulu. Dulu tanpa sepengatahuannya, ketika dia
menyanggupi persyaratan yang diminta oleh dukun itu yang sebenarnya saat itu
dia sedang menyanggupi jika mahluk itu menjadi pendamping hidupnya.
Di
hadapan penghuni alam ghaib yang berada di langit dan di bumi, semenjak saat
itu dia telah sah menjadi istri dari mahluk yang saat ini bersemayam di
kemalua-nya itu. Dia dan mahluk itu terikat oleh tali pernikahan ghaib, tali
penghubung antara alam bawah sadar dengan alam kesadarannya saat ini. " kataku
sambil menatap pria berbadan gelap yang baru saja menyanggupi untuk menjadi
wali nikah wanita berkulit hitam manis di depanku ini.
“Semoga
apa yang akan kita lakukan nanti mendapatkan izin dan Ridho nya, Tuhan Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, Dia tidak akan memberikan beban kepada seorang
hamba-nya hingga di luar batas kemampuan hambanya tersebut.” Kataku lagi sambil
melihat pasangan suami stri di hadapanku ini yang secara serentak mengatakan.
“Amiien..”
Selanjutnya
wanita berkulit hitam manis itu kuminta duduk di sebelahku, dan pria berbadan
gelap itu duduk di depanku. Aku mengajarkan beberapa kalimat yang
mesti mereka ucapkan nanti, setelah menghapal beberapa kalimat yang ku berikan
tadi. Mereka berdua menganggukkan kepala tanda bahwa mereka telah siap
menjalankan proses pernikahan ghaib yang akan kami lakukan saat ini.
Kubakar
kemenyan[ii] hitam. Sambil
membaca doa pernikahan ghaib. Angin bertiup kencang ketika semua doa-doa telah
selesai di bacakan, proses ijab Kobul[iii] yang dilakukan
berjalan lancar, Lelaki berbadan gelap bertindak sebagai wali nikah mempelai
wanita berkulit hitam manis, dengan di saksikan segenap penghuni alam ghaib
yang berada di langit dan bumi malam ini pernikahan ghaib selesai dilakukan.
**
Tiba-tiba
terdengar petir tunggal menggelegar di luar rumah makan di sertai angin yang
bertiup kencang, suasana sesaat tampak begitu mencekam. Bersamaan dengan
berakhirnya suara petir tunggal tadi. Tiba-tiba di hadapan kami telah ada
sepasang cincin yang terbuat dari emas putih, kuambil sepasang cincin emas
putih itu, satu cincin kupasangkan di jari manis wanita berkulit hitam manis di
sampingku, selanjut yang satu lagi ku berikan padanya, dan dia langsung memasangkannya
ke jari manisku.
Beberapa
saat setelah cincin yang terbuat dari emas putih itu terpasang di jari
manisnya, tiba-tiba saja tubuh wanita berkulit hitam manis itu bergetar hebat.
Wanita berkulit hitam manis itu muntah. Tercium aroma amis di sertai bau yang
menyengat dari bekas muntahannya tersebut. Belum hilang rasa kaget kami,
tiba-tiba dari muntahan yang mengeluarkan bau busuk itu berubah menjadi asap
hitam, dan asap hitam pekat itu berubah menjadi sesosok manusia, setelah asap
hitam itu sirna tampaklah seorang lelaki berusia sekitar empat puluh lima
tahun, mengenakan pakaian serba hitam.
Lelaki
berwajah pucat yang mengenakan pakaian serba hitam itu tampak gusar dan begitu
marah kepada kami, mata merahnya melotot, seperti ingin menguliti kami
hidup-hidup saat ini.
“Lancang!
Beraninya kau mengikat diri pada orang lain tanpa seizinku.!” Bentak lelaki
berwajah pucat itu sambil menunjuk ke arah wanita berkulit hitam manis yang
terkejut dan ketakutan melihat pria berpakaian serba hitam di hadapannya itu.
“Abang
sudah meninggal! Tolong jangan ganggu aku lagi!” Pekik wanita berkulit hitam
manis ini menjerit ketakutan.
“Tidak
ada yang boleh mengikatmu,apa lagi hendak memilikimu, jika kau berani
meninggalkan aku, maka kaupun harus ikut bersamaku!” Teriak lelaki berpakaian
hitam itu lagi, lalu dia duduk setengah jongkok, seperti orang hendak merangkak
Tiba-tiba
saja dia telah berubah menjadi seekor macan kumbang berwarna hitam pekat. Macan
kumbang berwarna hitam pekat itu mengaum keras, mata merahnya menatap liar ke
arah kami bertiga, dia berjalan mendekat ke arah kami dan tiba-tiba saja dia
melompat, hendak menerkam wanita berkulit hitam manis di sampingku.
Sebelum
macan kumbang berwarna hitam pekat itu berhasil menerkam tubuh wanita berkulit
hitam manis, terdengar suara harimau mengaum dasyat, menggema hingga bangunan
rumah makan di pinggir jalan ini bergetar hebat.
Satu
sosok harimau besar jantan melesat keluar dari dalam tubuhku, langsung
menyambut macan kumbang berwarna hitam pekat yang saat itu hendak menerkam
tubuh wanita berkulit hitam manis di sampingku.
Harimau
besar jantan itu menerkam macan kumbang berwarna hitam pekat, tubuh mereka
terlempar kesudut ruangan, saling cakar dan saling terkam.
Terjadi
pertempuran dasyat antara harimau jantan besar dan macan kumbang berwarna hitam
pekat di sudut ruangan.
Mata
kami bertiga melotot ke arah harimau besar jantan dan macan kumbang yang saling
cakar dan saling gigit di sudut ruangan itu, berlangsung cukup lama. Dan pada
akhirnya harimau jantan besar itu berhasil menerkam dan menggigit leher macan
kumbang berwarna hitam pekat itu. Setelah sebelumnya terlebih dahulu
mencabik-cabik seluruh tubuh macan kumbang dengan kuku-kuku tajamnya.
Sepertinya
leher macan kumbang itu patah setelah gigi-gigi taring tajam milik harimau
jantan besar itu menancap di lehernya, macan kumbang berwarna hitam pekat itu
diam tak bergerak, mungkin dia telah mati. Tiba-tiba tubuh macan kumbang yang
diam tak bergerak itu, berubah menjadi asap hitam yang langsung terbang ke
atas, dan tiba-tiba saja asap hitam itu berubah menjadi sebilah keris[iv] berluk tiga,
memiliki warna hitam pekat. Masih diselimuti asap tebal, keris yang terlihat
begitu mengerikan itu melayang sambil berputar-putar di udara.
Dan
entah dari mana datang tiba-tiba saja disitu telah berdiri satu sosok pria
berusia sekitar tujuh puluh lima tahun, mengenakan pakaian dan ikat kepala yang
juga serba hitam seperti penampilan lelaki berwajah pucat itu tadi. Dan
tangannya langsung bergerak menangkap keris berwarna hitam yang melayang di
udara itu.
Sambil
memegang sebilah keris, pria tua berpakaian serba hitam itu menatap marah ke
arahku. dan tiba-tiba saja pria tua berpakaian hitam itu terbang sambil
menghunus keris ke arahku.
Keris
di tangan pria tua berpakaian serba hitam itu meluncur deras ke arah jantungku.
Aku Cuma diam terpaku melihat keris berwarna hitam pekat yang sudah siap
menghujam tepat ke arah jantungku.
Wanita
berkulit hitam manis menjerit, lelaki berbadan gelap tercekat matanya
melotot tanpa sempat bersuara melihat kejadian yang berlangsung begitu cepat di
depan matanya itu.
Dalam
kepasrahan menerima ajalku, tiba-tiba aku seperti melihat sosok Wanita
berkerudung Bergo Pnjang Merah Marun yang sepertinya sedang tersenyum menatap
ke arahku.
[i] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Wali merupakan perkataan Arab
yang bererti tuan (Lord), seseorang yang dipercayai, atau kawan. Ia biasa
digunakan dalam konteks orang alim atau perkahwinan. Pengertian wali disini
Merujuk kepada seorang lelaki yang diberi kuasa oleh syarak untuk menikahkan
perempuan dengan seorang lelaki.
[ii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Kemenyan adalah getah (eksudat)
kering, yang dihasilkan dengan menoreh batang pohon kemenyan (Styrax spp., suku
Styracaceae; terutama S. benzoin Dryand. dan S. paralelloneurus Perkins).
Resin yang kering berupa keping-keping
putih atau keputihan, yang terbenam dalam massa coklat bening keabuan atau
kemerahan, keras namun rapuh, dan berbau harum enak. Kemenyan ini dalam
perdagangan internasional dikenal sebagai kemenyan sumatra; yang lainnya adalah
kemenyan siam, yang lebih harum dan dihasilkan oleh S. tonkinensis dari Siam
dan Tonkin.
[iii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Ijab kabul adalah ucapan dari
orang tua atau wali mempelai wanita untuk menikahkan putrinya kepada sang calon
mempelai pria. Orang tua mempelai wanita melepaskan putrinya untuk dinikahi
oleh seorang pria, dan mempelai pria menerima mempelai wanita untuk dinikahi.
Ijab kabul merupakan ucapan sepakat antara kedua belah pihak.
[iv] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Keris adalah senjata tikam
golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak
fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah.
Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak
simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok,
dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat
lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki
kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah
kerambit.
Bagian
Delapan
*
Dan
sebelum ujung keris berwarna hitam pekat itu menyentuh kulit dadaku, tiba-tiba
terdengar suara raungan harimau betina bersamaan dengan terciumnya aroma damar
wangi kayu gaharu yang tercium santar, aroma wangi kayu gaharu itu seperti
mendorong keluar semua aroma busuk yang sedari tadi memenuhi isi ruangan.
“Hekk!!”
Kudengar
seperti ada suara orang tercekik, dan ketika aku melihat kedepan, kulihat di
leher pria tua berpakaian serba hitam itu ada selendang berwarna merah marun
yang sedang membelit dan mencekik batang lehernya. Lalu seperti ada satu
kekuatan yang besar, tiba-tiba saja tubuh pria tua berpakaian serba hitam itu
seperti ada yang menariknya kebelakang.
Bukk!!
Di
sudut ruangan kulihat tubuh pria tua berpakaian serba hitam itu jatuh
terjelentang di hadapan harimau jantan besar yang tanpa ampun lansung saja
menerkam tubuhnya. Sempat terjadi pergumulan sengit, keris berwarna hitam di
tangan nya itu dia coba tusukan ke harimau jantan besar yang sedang
menerkamnya.
Bukannya
menghindar, harimau jantan besar bermata merah saga itu langsung menangkap
keris itu dengan giginya, dan sekali sentak keris itu terlepas dari
genggamannya, begitu keris itu terlepas dari genggamannya terdengar seperti
orang sedang memakan kerupuk dari mulut harimau jantan besar di depannya itu.
Di
lihatnya harimau jantan besar itu sedang mengunyah-ngunyah keris berwarna hitam
pekat miliknya, lalu langsung menelan begitu saja keris itu sampai habis masuk
kedalam perutnya.
Dan
begitu keris hitam itu habis tertelan habis masuk ke dalam perutnya, tanpa
ampun harimau jantan besar itu langsung menerkamnya. Menggigit pas di
tengkuknya sambil mencabik-cabik seluruh tubuhnya. Pria tua berpakaian serba
hitam itu kelojotan sebelum akhirnya diam tak bergerak.
Tubuh
pria tua yang berpakaian serba hitam yang sudah diam tak bergerak itu berubah
menjadi asap, lebih pekat dari asap hitam pria berwajah pucat itu tadi. Lalu
asap hitam itu terbang, lalu menghilang di telan gelapnya malam.
Setelah
asap hitam itu menghilang keluar lewat lubang udara, samar-samar mataku
menangkap sosok seorang wanita yang telah cukup berumur namun masih menyisakan
sisa-sisa kecantikan masa muda dulu.
Dengan
anggun dia berjalan mendekat ke arahku, sambil tersenyum manis dia mengurlurkan
tangannya, sepertinya dia hendak menarik tanganku, hendak menolongku bangkit
berdiri.
“Plak!!”
Tangan
kanan wanita tinggi semampai yang kukira hendak menolongku tadi, mendarat
dengan sempurna di pipi sebelah kiriku. Sambil meringis menahan sakit, aku
menatap wanita berkerudung bergo panjang warna merah marun yang kulihat tengah
melotot, menatap galak ke arahku.
Aku
cuma diam sambil mengusap pipi kiriku yang masih terasa panas akibat
tamparan-nya barusan. Aku segera bangkit dari tempat duduk-ku lalu mendekat ke
arahnya.
Sebelum
aku sempat membuka mulut untuk menyapanya, wanita berkerudung bergo panjang
warna merah marun itu sudah keburu menyemprotku;
“Dasar
hidung belang! Kenapa Abang nikahi wanita itu?” Katanya lagi sambil menunjuk ke
arah wanita berkulit hitam manis yang masih terduduk kaku menatapku dan wanita
berkerudung bergo panjang merah marun itu secara bergantian.
“Padahal
dia bisa di obati tanpa abang harus menikahi nya tadi” katanya masih dengan
nada suara sedikit tinggi seperti tadi.
Entah
kenapa aku tersenyum girang melihat kedatangan wanita berkerudung bergo panjang
merah marun ini, kutatap wajah wanita berumur yang masih menyimpan sisa-sisa
kecantikan masa muda nya itu.
Aku
seperti sedang berusaha mengobati semua rasa rindu yang sudah sekian lama
terpendam di dalam hati, sambil tersenyum aku terus menatap wajahnya yang masih
begitu sewot sejak dari awal kedatangannya tadi.
Selama
ini aku terus berjalan mencarinya, membelah rimba raya yang saat ini telah
berganti nama menjadi pemukiman dan perkebunan, Di antara batang-batang kelapa
sawit yang menjulang tinggi, di banyak kampung dan dusun-dusun yang baru
singgahi. Aku terus bertanya di mana wanita berkerudung bergo panjang merah
marun dan dua anaknya itu berada. Bahkan saat ini aku sudah tidak lagi
memperdulikan tatapan orang-orang yang melihat aneh ke arahku.
Sekian
lama aku berusaha mencarinya, tidak ada satu kabar beritapun tentang nya yang
bisa ku jadikan sebagai acuan untuk mencari jalan kembali menuju kediamannya,
dan saat ini tiba-tiba saja dia muncul di sini.
Sebelum
dia kembali melampiaskan rasa kesal dan amarahnya kembali, segera ku tangkap
dan ku peluk tubuh wanita tinggi semampai di hadapanku ini. Dia meronta,
berusaha menolak, tapi akhirnya sambil menatap sinis pada wanita berkulit hitam
manis yang tadi duduk disampingku itu. Dia balas memeluk erat tubuhku yang
sedang membelakangi wanita berkulit hitam manis itu.
Dan
tanpa janggung dia langsung saja melumat bibirku. Cukup lama kami saling
berpanggutan, seolah ingin melepaskan semua kerinduan yang selama ini terpendam.
.
Setelah
cukup lama, akhirnya wanita berkerudung bergo panjang merah marun itu
melepaskan lumatannya ke bibirku, lalu perlahan dia melepaskan pelukannya pada
tubuhku. Menatap wanita berkulit hitam manis yang masih menatap kami dengan
wajah seolah masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya itu.
“Pengobatan
sudah setengah jalan di lakukan, maukah engkau berjanji padaku, setelah
pengobatan ini selesai dilakukan, engkau segera meminta cerai kepada pria ini?”
tanya wanita berkerudung bergo panjang merah marun kepada wanita berkulit hitam
manis yang masih terduduk lemas ketakutan di depannya itu sambil menunjuk ke
arahku.
Wanita
berkulit hitam manis itu hanya diam, melihat ragu ke arahku. setelah kepalaku
mengangguk tanda setuju, akhirnya dia mengatakan,
”Iya
saya setuju.”
Setelah
wanita berkulit hitam manis ini menganggukan kepalanya. Wanita berkerudung
bergo panjang warna merah marun itu meminta cincin putih yang masih melingkar
di jari manisnya.
Sedikit
ragu, wanita berkulit hitam manis itu kembali menatap ke arahku, seolah meminta
persetujuan dariku. Setelah aku menganggukan kepala tanda setuju, akhir wanita
berkulit hitam manis itu melepaskan cincin yang terbuat dari emas putih itu
dari jari manisnya. lalu memberikannya pada wanita tinggi semampai di
hadapannya itu.
Wanita
berkerudung bergo panjang merah marun tersenyum menerima cincin putih pemberian
wanita berkulit hitam manis di depan-nya itu, dia lalu memasukan cincin putih
pemberian wanita berkulit hitam manis itu kedalam jari manisnya.
Dan
sesuatu yang ajaib terjadi.
Tiba-tiba
saja wanita berkerudung bergo panjang merah marun itu berubah menjadi seorang
wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta
mengenakan mahkota kecil di kepalanya.
Wjahnya
begitu mirip dengan wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo
panjang warna merah marun tadi, hanya saja wanita ini masih muda, usianya
sekitar 27 tahun.
Selanjutnya,
wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta
mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu berbalik arah, menatap pria berbadan
gelap, suami kedua wanita berkulit hitam manis yang baru saja menikah ghaib dengan
lelaki muda di sampingnya.
“Apa
engkau bersedia menikahi ulang wanita yang sudah empat tahun bersamamu ini?” tanyanya
kepada pria berbadan gelap sambil menunjuk wanita berkulit hitam manisyang masih
berdiri mematung melihatku.
“Saya
bersedia, jika memang itu yang terbaik untuk kami berdua.” kata lelaki berusia
empat puluh tujuh tahun itu sambil tersenyum menatap wanita berkulit hitam
manis yang masih diam mematung melihat ke arah wanita berkulit hitam manis di
depannya.
Masih
seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengar dan sedang terjadi
dihadapannya saat ini. wanita berkulit hitam manis itu hanya diam menatap
lelaki yang pernah menjadi suaminya.
Jujur
saja setelah tadi dirinya sempat melakukan pernikahan ghaib dengan lelaki muda
di hadapan nya itu, entah kenapa saat ini dia merasa sudah tidak memiliki
perasaan apa-apa lagi terhadap pria berbadan gelap yang sudah empat tahun
menjadi suaminya itu.
Entah
kenapa saat ini dirinya melihat seluruh tubuh pria berbadan gelap itu begitu
basah tertutup cairan minyak yang sepertinya terus-menerus keluar dari lubang
pori-pori tubuh nya. Ada sedikit perasaan geli ketika ingat tadi dirinya juga
sempat melihat kalau seluruh tubuhnya juga seperti lelaki berbadan gelap yang
dilihatnya itu, di mana dari seluruh kulit tubuhnya juga tadi begitu basah dan
licin seperti di baluri minyak kelapa.
Dan
tadi setelah dirinya memakai cincin emas putih pemberian lelaki muda di
hadapannya itu. Dia seolah melihat cincin yang di kenakan dijari manisnya
itu mengeluarkan cahaya putih, lalu perlahan-lahan cahaya putih yang menjalar
dari cincin yang dikenakannya itu mulai membungkus seluruh tubuhnya, dan secara
ajaib cahaya putih yang mulai membungkus tubuhnya tadi melunturkan semua minyak
kelapa yang semula membungkus seluruh tubuhnya itu.
Setelah
melihat pria berbadan gelap ini menganggukan kepala tanda setuju. wanita cantik
yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota
kecil di kepalanya itu kembali meneruskan ucapannya:
“Pernikahan
yang kalian lakukan dulu bukanlah atas dasar suka-sama suka, pernikah itu
terjadi atas paksaan yang dilakukan oleh makhluk yang berasal minyak
pelet kelapa hijau yang engkau peroleh dari makam keramat Datuk belang enam di
belakang hutan larangan itu. Ketika janji suci itu terucap di hari pernikan
kalian, dia dalam kondisi yang tidak sadar, karena memang saat itu yang menikah
dengan-mu bukanlah dirinya, tapi makhluk yang berasal dari makam keramat yang
masuk dan bersemayam di dalam dirinya saat itu.
Jadi
pada hakekat nya yang mengikat janji suci dan berjanji akan membina rumah
tangga bersamamu itu bukanlah wanita ini. Tapi makhluk yang telah ikut
bersamamu, setelah kamu dan nenek tua itu melakukan ritual di pinggir makam
keramat di pinggir hutan larangan itu.”
Wanita
cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan
mahkota kecil di kepalanya itu berkata sambil menunjuk ke arah wanita berkulit
hitam manis di sampingnya.
Wajah
pria berbadan gelap itu terlihat pucat, tatapan tajam wanita cantik yang
mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil
di kepalanya itu seperti menelanjangi masa lalunya dulu bersama nenek tua yang
memiliki suami Sembilan orang dikampungnya itu.
Bagian
Sembilan
*
Aku
terkejut mendengar ucapan wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin
berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya barusan,
begitupun wanita berkulit hitam manis yang sempat terpekik sambil menatap wajah
suaminya dalam-dalam, dia seperti tidak percaya dengan apa yang barusan dia
dengar keluar dari mulut wanita cantik yang mengenakan mahkota kecil di
kepalanya itu.
Wanita
berkulit hitam manis ini kaget, karena dia seperti makan buah dari pohon karma
yang dulu pernah ditanam nya sendiri. Teringat semua perbuatan masa
lalunya terhadap mantan suami pertama nya dulu. Di mana diapun melakukan hal
yang sama terhadapnya, ketika itu dia menggunakan ilmu pelet atau guna-guna
agar suaminya itu dulu mau menikahi dirinya saat itu.
Pria
berbadan gelap kaget hingga mundur tersudut ruangan, mukanya pucat, keringat
dingin mulai mengalir deras dari sekujur tubunya. Begitu kaget karena wanita
cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan
mahkota kecil di kepala nya itu sepertinya bisa mengetahui perbuatannya dulu
bersama nenek tua di pinggir makam keramat, dia sepertinya baru tersadar dan
terbangun dari tidur panjang nya selama ini.
Teringat
masa lalunya dulu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan janda kembang
mantan teman sepekerjaannya itu, saat ini dia sadar bahwa yang mengucapkan
janji suci dan bersedia untuk membina rumah tangga bersamanya dulu sebenarnya
memang bukan wanita berkulit hitam manis yang ada di depannya ini, tapi makhluk
siluman yang berasal dari makam keramat Datuk belang enam di pinggir hutan
larangan itu.
Dia
ingat, saat itu diatas kain kafan, disamping makam keramat Datuk belang enam
dia menyetubuhi nenek-nenek yang sudah berusia tujuh puluh lima tahun itu
sebagai syarat untuk mendapatkan minyak pelet yang akan dia pakai untuk memelet
janda kembang mantan teman sepekerjaan nya itu.
Tanpa
sadar matanya melirik ke atas lemari pakaian di mana dia menaruh minyak pelet
pemberian nenek tua yang terkenal dikampung nya karena memiliki suami sembilan
orang itu. Saat itu, setelah mereka selesai melakukan hubungan badan, dia ingat
betul. Nenek tua itu memasukan sperma yang ada di dalam kemaluan nya itu
kedalam botol yang berisi minyak kelapa hijau buatan anak perawan yang dia
pakai untuk memelet wanita berkulit hitam manis itu.
Dia
ingat betul waktu itu, sebelum dia menyetubuhi nenek tua yang memiliki suami
sembilan orang itu, dia diminta oleh nenek tua itu untuk mengoleskan minyak
kelapa hijau itu ke kemaluan nya, begitupun dengan nenek tua itu, yang saat itu
juga mengoleskan minyak kelapa hijau dari botol yang di bawanya itu ke kemaluan
ya sendiri. Dan minyak kelapa yang sudah bercampur dengan spermanya dan juga
sperma nenek tua itu kembali di masukan kedalam botol minyak kelapa hijau yang
dibawanya tadi, dan dengan minyak kelapa hijau itu pula dia memelet janda
kembang pujaan hatinya itu.
Dulu
ketika dia sedang putus asa karena tidak pernah berhasil ‘menyetubuhi’ istrinya
itu, pada suatu malam dia mencoba mengoleskan minyak kelapa hijau itu pada
kemaluan nya sendiri ketika hendak menyetubuhi istrinya, dan dia ingat betul
kalau malam itu dia hampir saja mati karena tiba-tiba dia merasakan sakit yang
luar biasa pada kemaluannya itu. Dan setelah kejadian malam itu dia tidak
berani lagi untuk mencoba menggauli istrinya hingga saat ini.
Tiba-tiba
saja malam ini dia teringat semua kenangan masa lalunya. Dulu sebelum dia
mengenal dan berguru pada nenek tua yang terkenal karena memiliki suami
sembilan orang dikampung nya itu, dia adalah lelaki baik-baik. Jangankan untuk
mengganggu istri orang, untuk jajan perempuan di pinggir jalan pun dia tidak
berani.
Tapi
semenjak kejadian malam itu, di pinggir makam keramat, di atas sehelai kain
kafan, di terangi sebatang lilin dan cahaya bulan, Di antara asap yang mengepul
dari bakaran kemenyan hitam, dia menyetubuhi nenek-nenek berusia tujuh puluh
lima tahun itu. Dan entah kenapa setelah kejadian malam itu, dia merasa menjadi
lelaki yang berbeda dari sebelumnya, dirinya merasa lebih buas dari sebelum
nya.
Setelah
menikahi wanita berkulit hitam manis ini, setelah tau kalau dia tidak bisa
menyentuh dan menggauli istrinya itu. Diam-diam dia sering kerumah nenek tua,
dan tanpa sepengetahuan kesembilan orang suaminya, dan juga orang-orang di
sekitarnya. Dia sering melakukan perbuatan mesum dengan nenek tua yang terkenal
karena memiliki suami sembilan orang itu.
Situasinya
memang sangat menguntungkan baginya, karena tidak ada satu orangpun yang
menaruh curiga terhadapnya, selain karena nenek itu sudah tua, orang-orang
dikampungnya menyangka bahwa hubungannya dengan nenek tua itu hanya sebatas
hubungan antara guru dengan muridnya yang datang hanya untuk sekedar konsultasi
tentang masalah rumah tangganya. Dia mengakui kalau nenek tua itu memang begitu
pintar menyimpan rahasia mereka berdua dari pandangan orang-orang di kampung
tempat tinggalnya, juga dari kesembilan orang suaminya.
Setiap
kali dia mendatangi nenek tua yang tau kalau kedatangannya adalah karena ingin
melampiaskan amarah nya karena selalu gagal menggauli istrinya itu, nenek tua
itu selalu mengajaknya masuk kedalam kamar di sebelah kamar tidurnya.
Seperti
biasa, didalam kamar yang selalu terlihat gelap itu, nenek tua itu akan
menyalakan lilin berwarna merah yang mengeluarkan aroma kembang kenanga. Dan
seperti biasa, secara ajaib tiba-tiba saja nenek tua itu akan berubah menjadi
wanita berkulit hitam manis yang saat itu sedang berada di rumahnya.
Dengan
penuh nafsu. seperti biasa dia akan mencumbui wanita jelmaan istrinya itu.
Berbeda sekali dengan ketika dia menghadapi istrinya secara nyata. Jika dirumah
senjata pusakanya itu seperti menjadi barang yang tidak berguna di hadapan
wanita berkulit hitam manis yang sudah di nikahi selama empat tahun lamanya
itu. Maka di hadapan nenek tua ini, dia merasa begitu perkasa bahkan saat
menggauli nenek tua itu dia merasakan kenikmatan yang sepertinya tidak dia
dapatkan dari wanita lainnya. Begitu nikmat, dan semakin lama dia semakin
merasa ketagihan melakukan dengannya.
Tanpa
terasa usia pernikah dia dan janda kembang mantan teman sepekerjaan-nya dulu
sudah memasuki usia yang ke empat tahun lama nya, dan selama itu pula dia
selalu melampiaskan hasrat seksual nya pada nenek-nenek tua itu. Beberapa kali
dia pernah membawa serta istri dan anak tirinya itu datang mengunjungi rumah
nenek tua yang dimata sebagian orang adalah guru kebatinan-nya, seperti halnya
suami dan orang-orang di sekeliling nenek tua itu, istrinya pun tidak pernah
menaruh perasaan curiga ataupun cemburu melihat kedekatan nya pada nenek tua yang
sering di kunjunginya itu.
Bahkan
hubungan mereka semakin terlihat harmonis setiap kali dia selesai menggauli
nenek tua di kamar gelapnya. Bahkan beberapa kali nenek tua itupun berkunjung
dan menginap di rumah Mereka. Dan seperti biasa pada malam harinya, nenek
tua yang selalu memberinya kenikmatan tidak seperti wanita lain nya itu akan menyirap[i] seluruh penghuni
rumah makan nya, di mana selain mereka berdua. Baik istri dan anaknya, suami
kedelapan nenek tua itu pun akan tertidur pulas sampai pagi di kamarnya.
Dan
seperti biasa, malam itu dia akan menggauli tubuh kurus nenek tua itu diatas
kasur kamar tidur nya, tepat disamping tubuh molek istrinya. Dan seperti biasa
dia akan menggauli nenek tua itu persis seperti dulu dia menggauli nya pertama
kali di samping makam keramat di pinggir hutan larangan.
Sambil
menatap wajah istrinya yang masih tertidur pulas, dia menggauli tubuh kurus
kering nenek tua yang sedang memberinya kenikmatan surga dunia itu sambil
menatap wajah istrinya yang tidak pernah bisa di ‘gauli’ nya itu.
Dia
tumpahkan semua rasa kecewa dan sakit hatinya, ketidak berdayaan nya sebagai
seorang suami di hadapan istrinya. Dan bercampur kenikmatan yang sedang
memuncak bersama wanita tua yang saat ini lebih pantas menjadi neneknya itu,
dengan penuh dendam dia tumpahkan semuanya di tubuh kurus kering nenek tua yang
terus merintih sambil tersenyum misterius menatapnya.
[i] Menurut Kamus Bahasa Melayu : meredakan, memadamkan; 2. memukau
(supaya orang tertidur atau terus tidur). (Kamus Dewan Edisi Keempat)
Bagian
Sepuluh
*
Dan
malam ini dia harus mengakui kalau pernikahannya dengan wanita berkulit hitam
manis itu hanyalah perkawinan semu semata, karena selain tinggal serumah dan
menjalankan usaha rumah makan bersama, dia tidak pernah bisa memberi, dan
mendapatkan ‘kepuasan batin’ dari istrinya itu. Dan malam ini semua
gambar dari masa lalunya itu seperti melintas dengan jelas di kedua pelupuk
matanya, dia ingat semuanya. Mulai dari saat pertama kali dia bertemu dengan
nenek tua yang terkenal karena memiliki Sembilan orang suami di kampungnya itu,
hingga hari-harinya bersama nenek tua itu melakukan perbuatan mesum di belakang
istrinya juga di belakang orang-orang kampung dan kesembilan orang suaminya
itu.
“Hai
anak manusia yang terlahir pada saat bulan purnama, memiliki nama lahir Sukmawati, maukah engkau bertobat dan berjanji
padaku untuk meninggalkan semua perbuatan yang di larang agama, membuang semua
susuk dan pemanis yang selama ini melekat di tubuhmu? Aku Raden Ayu Setia Ningrum. Ratu dari semua ratu
siluman harimau di Nusantara, bersedia memberikan mustika kembang Wijaya Kusuma
sebagai penawar untuk mengobati sakitmu, sebagai pengganti penikahan ghaib yang
kalian lakukan tadi.
Jika
engkau bersedia maka aku akan memberimu Mustika kembang Wijaya Kesuma suci
sebagai pengganti tali penyambung rasa antara alam tidak sadar dan alam sadarmu
yang dulu di putuskan lalu di buang oleh dukun harimau yang memiliki nama lahir
Surya Agrindo dan memiliki gelar Datuk mato rimau yang selanjutnya menganti
tali yang terputus itu dengan Siluman macan kumbang sebagai penyambung rasa mu
dengan jazad kasarmu saat ini.” Tanya wanita cantik yang mengenakan kebaya
pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu
sambil menatap lurus kedua mata wanita berkulit hitam manis ini.
Wanita
berkulit hitam manis ini kaget karena wanita cantik yang mengenakan kebaya
pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya
itu bisa tau nama lahirnya, nama lahir yang di berikan oleh eyang putrinya
dulu, padahal selama ini hanya dia dan kedua orang tuanya saja yang tau.
Dia
ingat, cerita orang tuanya dulu, dia sering sakit-sakitan sewaktu masih memakai
nama pemberian eyang putrinya itu. Hingga kedua orang tuanya kala itu
mendatangi orang tua yang atas saran dari orang tua yang dianggap pintar di
kampungnya itu, kala itu namanya di ganti menjadi nama yang di pakainya hingga
saat ini.
Setelah
diam sejenak wanita berkulit hitam manis itu kembali menatapku, seperti meminta
pertimbangan atas tawaran yang baru saja di ajukan oleh wanita cantik yang
mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil
di kepalanya itu. Setelah melihat aku kembali menganggukan kepala tanda setuju.
akhirnya wanita berkulit hitam manis itu berkata;
“Saya
bersedia Ratu..” jawabnya sambil menunduk, tidak berani menatap wajah wanita
cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan
mahkota kecil di kepalanya itu.
Tiba-tiba
saja di tangan kanan wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna
hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu telah ada sekuntum
bunga Wijaya Kusumayang menurut mitos dipercaya memiliki hubungan erat dengan
raja-raja Majapahit di masa silam. Sebagian masyarakat percaya bila bunga ini
memiliki kekuatan magis yang cukup besar sehingga raja-raja tempo dulu
diwajibkan memiliki sekuntum bunga wijayakusuma yang ia peroleh dari tanaman
yang ia tanam sendiri.
Bahkan
timbul mitos lain yang menyebutkan bila seseorang yang tanpa sengaja
menyaksikan mekarnya bunga wijayakusuma, maka orang tersebut akan mendapatkan
kebaikan di hari selanjutnya, baik berupa rezeki yang berlimpah, kesehatan,
kebahagiaan, dan hal-hal positif lainnya.
Selanjutnya
wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta
mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu memberikan sekuntum bunga Wijaya
Kusuma yang telah mekar itu kepada wanita berkulit hitam manis di depannya. Dan
begitu berada di dalam genggaman tangan wanita berkulit hitam manis itu
tiba-tiba saja bunga Wijaya Kusuma yang tadi terlihat sedang mekar itu langsung
berubah menjadi cahaya, dan cahaya putih itu langsung membungkus seluruh
tubuhnya.
Masih
dengan tubuh yang terbungkus oleh cahaya putih, wanita berkulit hitam manis itu
tiba-tiba berjalan mendekati pria berkulit gelap yang dimatanya terlihat begitu
berminyak. Pria berbadangelap itu tersurut mundur, ketakutan melihat tubuh
wanita berkulit hitam manis yang sudah di nikahi selama empat tahun lama nya
itu terus bergerak mendekat ke arahnya.
“Berhenti!
Jangan mendekat!”
Teriak
pria berbadan gelap itu panik sambil terus mundur, hingga akhirnya diam tidak
bisa bergerak lagi, terhalang dinding di belakangnya. Saat ini dirinya merasa
begitu panas, baluran minyak yang membasahi seluruh tubuhnya itu seperti
mendidih, tubuhnya kelojotan seperti baru saja di siram oleh minyak panas yang
masih mendidih.
Tiba-tiba
saja tetesan minyak yang menetes ke lantai dan sedikit menggenang itu berubah
bentuk bentuk menjadi sosok manusia minyak[i] yang langsung
menghadang wanita berkulit hitam manis yang terus mendatangi pria berbadan
gelap. Sambil melompat dia berusaha mencekik wanita berkulit hitam manis di
depannya. Dan secara ajaib tiba-tiba saja ditangan wanita berkulit hitam manis
itu telah ada kain batik yang secara reflek langsung saja dia kibaskan ke arah
orang minyak tersebut.
Kain
batik yang di kibaskan oleh wanita berkulit hitam manis itu langsung membelit
tubuh orang minyak yang terlihat begitu licin itu, namun sepertinya kain batik
itu begitu kesat, sehingga tubuh manusia minyak itu kini tidak mampu bergerak
lagi setelah tubuhnya terlilit oleh kain batik yang tiba-tiba saja mengeluarkan
percikan api begitu membelit tubuhnya.
Semakin
lama api itu makin membesar hingga membakar seluruh tubuh orang minyak di dalam
belitan kain batik yang tak lama kemudian tubuhnya kelojotan sebelum akhirnya
melolong seperti suara serigala dan tubuh orang minyak yang terbakar itu
berubah menjadi abu, lalu abu itu menghilang di tiup angin.
Wanita
berkulit hitam manis itu menatap pria berbadan gelap yang masih meringkuk
ketakutan menatapnya.
Sebelum
wanita berkulit hitam manis itu mendekati pria berbadan gelap yang sudah empat
tahun menikahinya itu tiba-tiba saja seperti ada satu kekuatan besar mendorong
tubuh wanita berkulit hitam manis itu ke belakang, tanpa ampun tubuh wanita
berkulit hitam manis itu jatuh terjelentang ke belakang.
Dan
di hadapannya kini telah berdiri seorang nenek tua yang berdiri sambil menatap
marah ke arahnya. Nenek tua yang tadi menatap marah padanya itu perlahan mundur
mendekati pria berbadan gelap lalu memapah pria yang sudah empat tahun menjadi
suaminya itu.
Walaupun
saat ini dia sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi terhadap pria yang
sudah empat tahun menikahinya itu, tapi hatinya merasa begitu marah melihat
nenek tua yang terkenal karena memiliki sembilan orang suami di kampungnya itu.
Dia merasa kalau selama ini dia telah di bohongi oleh orang-orang yang selama
ini begitu di percayainya itu.
Ternyata
berita tentang pemerkosaan anak-anak perawan yang dilakukan oleh orang minyak
itu benar ada nya, dan orang minyak itu tak lain dan tak bukan adalah jelmaan
suaminya sendiri yang tidak pernah bisa menjamah tubuhnya hingga kini.
“Pergi!
Jangan ganggu suami kesepuluhku” kata nenek tua yang terkenal dikampungnya itu
kepada wanita berkulit hitam manis di hadapannya.
Wanita
berkulit hitam manis itu kaget melihat keduanya, seperti tidak percaya dengan
apa yang baru saja di dengarnya. Dia menatap pria berbadan gelap disamping
nenek tua yang terlihat bugil sambil menatap marah kepadanya itu.
“Sekarang
Abang pilih! Nikahi ulang aku atau ikut bersama nya?” bentak wanita berkulit
hitam manis sambil menatap pria berbadan gelap yang pernah menjadi suaminya
itu.
Nenek
tua yang terkenal karena memiliki suami Sembilan orang dikampungnya itu menatap
pria berbadan gelap disamping nya.
Dan
tiba-tiba saja pria berbadan gelap itu menatap wanita berkulit hitam manis yang
tidak pernah bisa di jamahnya itu.
“Tadi
abang sudah mengiklaskan kamu menikah dengan-nya” kata pria berbadan gelap itu
sambil menunjuk ke arahku, lalu meneruskan ucapannya.
“Saat
ini abang tidak punya pilihan selain ikut dengan nya, karena ini adalah
perjanjian ketika dulu abang meminta tolong untuk bisa mendapatkanmu, abang
sadar rasa cinta ini tidak bisa di paksakan. Segala cara sudah abang lakukan,
tapi itu semua hanya membuat kita semakin masuk kedalam kubangan dosa yang
lebih dalam. dan abang sadar kalau abang bukanlah orang yang baik untukmu.
Selama
berusaha mencari obat untuk kesembuhan mu, entah sudah berapa banyak perawan
yang abang korban kan, dan saat ini abang sadar begitu besar dosa-dosa yang
telah abang lakukan. Maafkan abang karena selama ini telah membohongimu, setiap
abang pergi keluar rumah sebenarnya bukan lah karena abang berusaha untuk
mencari nafkah buatmu, abang keluar rumah karena tuntutan ilmu hitam yang sudah
terlanjur abang jalani.
Demi
kebaikan mu, bagaimanapun juga abang tau engkau adalah wanita baik-baik, dan
saat ini juga dengan kesadaran penuh abang menjatuhkan talak tiga[ii]
kepadamu agar ringan jalanmu menuju ke arah yang lebih baik.” kata pria
berbadan gelap itu sambil menatap mata nya dalam-dalam.
Tanpa
terasa air mata wanita berkulit hitam itu menetes jatuh ke pipi, walau tadi dia
sempat begitu membenci pria berbadan gelap di hadapan nya itu, terlebih setelah
dia tau semua perbuatan jahatnya pada dirinya, dan pada gadis-gadis perawan
yang telah menjadi korbannya.
Entah
kenapa saat ini dadanya begitu sesak mendengar ucapan tulus dari pria di
depannya itu. Ucapan tulus dari seorang pria yang pernah menjadi suami nya,
ucapan tulus dari seorang pria yang dengan jujur meminta maaf dan mengakui
semua kesalahan masa lalunya, ucapan pria yang masih tetap begitu mencintai
dirinya di detik-detik terakhir perpisahaannya, dan ucapan pria yang dengan
lapang dada melepaskan dirinya demi kebaikan orang yang begitu di cintainya
itu.
Dia sadar, sebenar nya pria berbadan gelap itu lelaki baik, hanya saja dia terlanjur terjerat oleh perjanjian dengan setan akibat begitu ingin memiliki nya dulu.
“Tuhan..aku
lelah dengan semua ini..panggil aku menghadapmu..” Rintih wanita berkulit hitam
manis itu, bahunya terguncang-guncang, menahan tangis nya yang sedari hendak
pecah menghadapi semua cobaan ini.
Wanita
cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan
mahkota kecil di kepalanya itu datang mendekati nya, memeluk erat tubuhnya.
Di
bahu wanita tinggi semampai yang mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu,
wanita berkulit hitam manis ini menangis, menumpahkan semua kesedihan nya,
menumpahkan semua rasa getir yang selama ini terasa begitu berat menggelayut di
kedua pundaknya.
“Pergilah
bawa pria yang telah bersedia menjadi pendampingmu itu.”
Wanita
cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan
mahkota kecil di kepalanya itu berkata pada nenek tua yang tidak mengenakan sehelai
benangpun di depannya itu.
“Terima
kasih Ratu.” Kata nenek tua itu sambil membungkuk kan badan nya, seraya meminta
pria berbadan gelap yang sedang memeluk tubuh ringkih nya itu juga melakukan
hal yang sama dengan-nya. setelah kembali berdiri nenek itu kembali berkata;
“Kami
pamit dulu.” Katanya sambil menatap wanita cantik yang mengenakan kebaya
pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu,
tersenyum menang ke arah wanita berkulit hitam manis, lalu tersenyum sambil
mengedipkan mata sebelah kirinya kepadaku.
Wajah
wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta
mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu memerah ketika melihat aku juga ikut
tersenyum membalas kedipan mata nenek genit di depannya itu.
“Abang
titip dia, tolong jaga dan rawat dia baik-baik, abang tau diam-diam dia
sebenarnya telah jatuh hati kepadamu.”
Pria
berbadan gelap itu sambil tersenyum iklas menatapku, sebelum tubuhnya berubah
menjadi bayangan lalu menghilang tanpa bekas bersama nenek tua yang terkenal
karena memiliki sembilan orang suami di kampung nya itu.
Wanita
berkulit hitam manis itu menatap sayu ke arahku, lalu menatap wajah wanita
cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan
mahkota kecil di kepalanya yang saat ini sedang di peluknya itu, dan tanpa
terasa butiran air matanya kembali menetes di kedua pipinya.
Wanita
cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan
mahkota kecil di kepalanya itu seperti bisa menyelami perasaan wanita berkulit
hitam manis yang saat ini sedang menangis di bahunya itu. Dan tiba-tiba saja
dia membisikan sesuatu ke telinga wanita berkulit manis yang membuat wanita
berkulit manis itu tiba-tiba saja memeluk erat tubuhnya.
Entah
apa yang yang di bisikan wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin
berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya itu kepada
wanita berkulit hitam manis barusan, tiba-tiba saja dua wanita cantik itu
sama-sama tersenyum manis melihat ke arahku.
Aku
garuk-garuk kepala melihat wanita yang tadi terlihat begitu sedih itu tiba-tiba
tersenyum, lalu dua wanita cantik yang sepertinya sedang bahagia itu tiba-tiba
berjalan mendekat ke arahku, kudengar suara wanita berkulit hitam manis itu
berkata; “Saya bersedia Ratu..” katanya seraya tersenyum manis ke arahku.
Selesai
Catatan:
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian
ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
[i] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Legenda Melayu, Orang Minyak
adalah makhluk yang menculik wanita muda di malam hari. Konon, makhluk itu
mampu memanjat tembok dan menangkap korban saat menghindari penangkapan karena
lapisannya yang licin. Menurut beberapa cerita rakyat, Orang Minyak telah
secara bergantian digambarkan sebagai tampak telanjang, atau
mengenakan”sepasang hitam celana renang”.
Sejumlah cerita menggambarkan Orang
Minyak sebagai pemerkosa yang hanya menargetkan perawan. Orang Minyak telah
secara tradisional disalahkan karena perkosaan, dimulai pada tahun 1960-an, dan
perempuan-perempuan Melayu yang takhayul akan berusaha untuk menangkis makhluk
itu dengan mengenakan pakaian berkeringat”untuk memberikan penampilan seseorang
yang baru saja bersama seorang pria”.
[ii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Talak adalah sebuah istilah
dalam agama Islam yang berarti adalah perceraian antara suami dan istri. Talak
ba'in sughra adalah talak yang dijatuhkan suami pada istrinya (talak 1 dan 2)
yang telah habis masa iddahnya. suami boleh rujuk lagi dengan istrinya, tetapi
dengan aqad dan mahar yang baru.
Sedangkan talak ba'in kubra adalah
talak yang dijatuhkan suami pada istrinya bukan lagi talak 1 dan 2 tetapi telah
talak 3. Dalam hal ini, suami juga masih boleh kembali dengan istrinya, tetapi
dengan catatan, setelah istrinya menikah dengan orang lain dan bercerai secara
wajar. oleh karena itu nikah seseorang dengan mantan istri orang lain dengan
maksud agar mereka bisa menikah kembali (muhallil) maka ia dilaknat oleh
Rasulullah SAW. dalam salah satu haditsnya
Talak dua: pernyataan talak yang
dijatuhkan sebanyak dua kali dan memungkinkan suami rujuk dengan istri sebelum
selesai masa iddah * Talak tiga: pernyataan talak yang bersifat final. Suami
dan istri tidak boleh rujuk lagi, kecuali sang istri pernah dikawini oleh orang
lain lalu diceraikan olehnya.