Sekali lagi kutatap wajah wanita berkulit hitam manis yang sedang duduk di depanku ini, kulihat wajah seorang wanita baik-baik yang aku tau saat ini sedang berusaha untuk tetap tegar berdiri di tengah semua rasa sakit dan ketakutan yang selalu datang menghantuinya.
Seorang wanita lugu yang di tengah ketidak tahuan nya bersedia membuka aurat dan kemaluan-nya pada pria yang bukan muhrim nya demi untuk menjaga keutuhan rumah tangganya. Seorang wanita yang begitu tunduk dan patuh pada seorang lelaki yang tidak begitu pandai menjaga harga dirinya.
Ditengah ketakutan dan kegalauan hatinya, dia duduk terdiam,
menanti kedatangan binatang jalang yang dia percaya menjadi kunci pembuka
gerbang menuju jalan kesembuhan dan kebahagian rumah tangganya nanti.
Bagian ini terkunci. Masukkan password untuk membaca selengkapnya.
Bagian
Satu
*
KETIKA
hendak keluar dari kamar mandi, aku kaget karena melihat ada wanita berkulit
hitam manis di depan pintu, tidak mengenakan kerudung seperti siang tadi. Tapi
hanya mengenakan pakaian tidur yang begitu tipis, hingga di keremangan cahaya
lampu kamar mandi, saat ini aku dapat melihat dengan jelas bentuk dan lekuk
tubuh wanita berkulit hitam manis yang tidak memakai pakaian dalam itu.
Dia
tersenyum manis, dan langsung masuk kedalam kamar mandi begitu saja tanpa
menungguku keluar terlebih dulu, begitu terburu-buru dan hampir saja
menabrakku, lalu tanpa basa-basi dia langsung saja jongkok dan menaikan daster
yang dikenakannya begitu saja tanpa menutup pintu kamar mandi terlebih dahulu.
Takut mendatangkan fitnah, aku cepat-cepat berlalu dari hadapan nya. Entah
kenapa wanita berkulit hitam manis yang tadi siang kulihat begitu santun di
hadapanku itu, malam ini seperti-nya sengaja hendak memancing naluri kelelakian
ku. 
 
Aku
berjalan cepat meninggalkan kamar mandi, langsung menuju ke kamar tidurku,
meninggalkan Wanita berkulit hitam manis yang sepertinya sedang tersenyum geli
karena melihatku sempat bengong[i] melihatnya tadi.
Dan sepertinya dia tidak begitu memperdulikan tatapanku yang tadi tanpa sengaja
sempat melihat dengan jelas bentuk ‘kemaluan’nya itu. 
ENTAH
kenapa aku bisa bermimpi dengan wanita berkulit hitam manis yang mengenakan
kerudung panjang berwarna hitam itu, terjaga di tengah malam seperti ini,
membuatku sedikit kesulitan untuk memejamkan kedua mataku kembali. Kulihat jam
di dinding kamar masih menunjukan pukul 02:00 WIB, dini hari.
Kuambil
air putih di atas meja, lalu ku tuangkan ke dalam gelas. Setelah meminum air
putih, ku ambil sebatang rokok, ku selipkan kebibir, lalu ku bakar. Sambil
menghembuskan asap Rokok,mataku ‘menyapu’ kesekeliling ruang kamar tempat aku
menginap malam ini. Sambil menatap Tas Ransel ku yang terlihat sedikit basah dan
teronggok di sudut kamar. Aku ingat kejadian siang tadi hingga percakapanku
menjelang sore tadi.
Siang
tadi, awalnya langit begitu cerah, Di antara hamparan tanaman kelapa sawit yang
menghijau, tiba-tiba awan menghitam, lalu hujan turun dengan derasnya. Aku
berlari menuju kesalah satu rumah Makan yang ada di pinggir jalan lintas ini.
Setelah masuk ke dalam Rumah Makan, segera  kupesan segelas kopi susu pada
seorang wanita paruh baya yang datang menghampiri.
Wanita
berkulit hitam manis dengan wajah sedikit pucat tanpa riasan make up itu
kuperkirakan berusia sekitar 35 tahun. Di balik kerudung panjang berwarna hitam
yang menutup hingga ke dadanya, kulihat dia memakai setelan kaos lengan
panjang di padu dengan Rok panjang yang juga berwarna hitam.
“Mau
kemana bang?” tanya wanita berkulit hitam manis ini sambil meletakan segelas
kopi susu di hadapanku. 
“Mau
ke Teluk Meranti.” Jawabku sambil menyeruput kopi susu.
”
Oo, mau lihat Ombak Bono?[ii]”
Tanya nya lagi sambil melihat ke arah Tas Ransel ku yang sedikit basah terkena
air hujan barusan. 
“Iya.
“ jawabku, sambil tersenyum menatap ke arahnya.
“Berapa
jauh lagi dari sini kak?” tanya ku lagi, sambil melihat seorang Pria berusia
sekitar 47 Tahun yang kulihat baru saja masuk ke dalam warung dan langsung
menuju ke arah Dapur. Pakaian nya terlihat basah kuyup. 
Sepertinya,
Pria itu sudah tidak begitu asing lagi dengan suasana di dalam Rumah Makan ini.
“Kalau
soal jarak tempuh kesana kakak kurang tau, Abang yang tau, dia sering kesana,
kalau nggak lagi musim hujan kayak ini biasanya tiga jam sudah sampai.” jawabnya
lagi sambil menunjuk ke arah Pria yang barusan masuk ke dalam dapur.
KOPI
SUSU sudah habis dua gelas, nasi sudah sepiring kupindahkan dari dalam Piring
ke dalam perutku, tapi hujan masih juga belum ada tanda-tanda akan berhenti.
Lelaki berbadan gelap, suami kedua wanita berkulit hitam manis itu menawarkanku
untuk menginap, dan menempati salah satu Kamar Kosong di sudut Ruang Makan
milik mereka.
Aku
tau kalau lelaki berbadan gelap di depanku ini adalah suami kedua wanita
berkulit hitam manis itu karena memang wanita berkulit hitam manis itu sendiri
yang tadi mengatakannya padaku. Di bekas tempat duduk yang tadi di duduki oleh
wanita berkulit hitam manis itu, lelaki berbadan gelap ini bercerita padaku.
Sebelum menikah dengan wanita berkulit hitam manis itu. Dulunya dia juga
Karyawan Perusahaan yang bekerja di tempat yang sama dengan Suami Wanita
berkulit hitam manis itu bekerja.
Menurutnya,
kejadian lima tahun yang lalu itu masih membekas kuat di dalam ingatan nya
hingga hari ini. Di mana dia dan beberapa karyawan lain nya melihat dengan mata
kepala sendiri. Almarhum suami wanita berkulit hitam manis itu di terkam oleh
seekor Harimau ketika sedang melakukan pendataan Tanaman Kelapa Sawit di areal
perkebunan di PT tempatnya bekerja saat itu.
Setelah
kejadian itu, wanita berkulit hitam manis yang saat itu bekerja mengelola
kantin di perusaha an tempatnya bekerja saat itu memutuskan untuk berhenti
kerja dan memilih untuk pulang ke kampung halamannya.
Jodoh,
Maut dan Rezeki memang sudah di atur oleh Tuhan, lelaki berbadan gelap yang
sudah berstatus duda ketika wanita berkulit hitam manis itu dulu masih
mengelola kantin di Perusahaan tempatnya bekerja dulu. Ada sedikit rasa suka
kala itu, tapi mengingat status Wanita berkulit hitam manis itu adalah istri
dari teman sepekerjaannya sendiri, maka lelaki berbadan gelap ini cuma bisa
memendam semua rasa sukanya itu di dalam hati. 
Lelaki
berbadan gelap ini bukanlah tipe Pria hidung belang yang suka mengganggu istri
orang, walaupun sebenarnya diam-diam dia dulu sangat menyukai wanita berkulit
hitam manis yang selalu mengenakan kerudung panjang berwarna hitam itu, tapi
menurutnya  tadi, dia tidak berani macam-macam dengan nya kala itu.
Padahal waktu itu dia memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk menggodanya.
Walaupun dia tau jika Suami wanita berkulit hitam manis yang selalu mengenakan
kerudung panjang warna hitam itu bukan lah seorang suami yang baik bagi wanita
berkulit hitam manis yang memiliki tubuh molek itu.
Dulu,
suami wanita berkulit hitam manis yang selalu mengenakan kerudung panjang warna
hitam itu sempat ketahuan main gila dengan salah seorang karyawan wanita yang
sudah bersuami di perkebunan kelapa sawit tempatnya bekerja, untung saja,
semua keributan kala itu bisa di selesaikan secara kekeluargaan tanpa harus
melibatkan pihak kepolisian.
Dan
pertemuan nya empat tahun yang lalu seperti kembali mengobarkan bibit-bibit
asmara yang dulu pernah ada. Walau sudah bersatus janda, Wanita berkulit hitam
manis itu tidak langsung menerima begitu saja pinangannya kala itu. Seiring
waktu yang berjalan, karena lelaki berbadan gelap ini begitu gigih untuk
mendapatkannya. Lambat laun akhirnya wanita berkulit hitam manis itu membuka
pintu hatinya kepada mantan teman sepekerjaan almarhum suaminya dulu. 
DAN
HARI INI, adalah hari di mana empat tahun yang lalu janda manis satu anak itu
di nikahinya. Menurut lelaki berbadan gelap didepanku, dulu dia langsung
memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tempatnya bekerja, lalu dengan bekal
tabungan selama bekerja di perusahaan, dia bersama wanita berkulit hitam
manis ini membuka rumah makan di pinggir jalan ini. Menurutnya, sudah empat
tahun lamanya mereka menikah, namun hingga kini belum juga di karunia anak.
Lelaki berbadan gelap ini meneruskan ceritanya padaku sambil ngopi selepas
makan malam tadi. Katanya dia sudah berusaha untuk berobat kesana kemari, agar
bisa memiliki keturunan dari wanita berkulit hitam manis itu, tapi sampai
sekarang masih belum ada tanda-tanda yang membuahkan hasil.
Cukup
lama kami mengobrol. Aku ingat tadi kami mulai membuka obrolan tentang tanaman
kelapa Sawit, menurutnya, tanaman kelapa sawit ini adalah salah satu
produk unggulan Indonesia yang sudah di kenal luas di dunia internasional,
hingga masalah rumah tangga mereka. Dan karena hujan tak juga kunjung reda,
akhirnya dia menawarkanku untuk menginap malam ini di salah satu Kamar Kosong
di sudut ruang makan ini.
[i] Bengong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
termenung (terdiam) seperti orang yang kehilangan akal karena heran, sedih dll.
[ii] Bono adalah gelombang atau ombak yang terjadi di muara Sungai
Kampar, Kabupaten pelalawan, Provinsi Riau, Indonesia. Ombak Bono sungai Kampar
merupakan fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan
arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
Bono terbesar biasanya terjadi ketika
musim penghujan, di mana debit air sungai Kampar cukup besar, yaitu sekitar
bulan November dan Desember. Masyarakat sekitar memiliki cerita dongeng yang
istimewa terkait dengan ombak Bono tersebut. Menurut cerita masyarakat melayu
lama, ombak Bono terjadi karena perwujudan 7 (tujuh) hantu yang sering
menghancurkan sampan maupun kapal yang melintasi kuala Kampar.
Bagian
Dua
 
*
ENTAH kenapa tiba-tiba perutku terasa mulas, dan ingin buang air besar, aku segera beranjak keluar kamar, masuk ke dalam Ruang Makan, lalu langsung menuju ke a rah Dapur. Karena Rumah Makan ini selain berfungsi sebagai Warung Makan juga di jadikan tempat tinggal oleh pemiliknya, maka desain nya mirip dengan suasana rumah pada umumnya. Ada Ruang Tamu, Ruang Tengah, Dapur dan Kamar Mandi. Hanya saja, ruang tamunya di buat agak lebar, lalu di fungsikan sebagai Warung Makan.
“Etalase”[i] tempat menaruh lauk pauk menjadi pembatas antara ruang makan
dengan ruang keluarga. Di ruang keluarga yang tidak terlalu lebar itu kulihat
hanya ada satu televisi dan kasur palembang sebagai alas tempat duduk atau pun
berbaring ketika sedang menonton televisi. 
Rumah
Makan yang terbuat dari dinding kayu ini hanya memiliki satu kamar mandi,
otomatis jika mau kekamar mandi harus masuk dulu ke dalam dapur yang terletak
di sebelah kamar utama yang di tempati oleh pemilik Rumah Makan ini. Walau
semua dindingnya terbuat dari kayu yang semua warna cat nya berwarna biru
langit, serta hanya menggunakan semen kasar untuk lantainya. Tapi menurutku,
Rumah Makan ini cukup rapi dan bersih. Di dalam Warung tempat makan ini,
setidaknya ada enam Meja Makan, yang lima meja makannya terdapat empat hingga
enam kursi plastik berwarna merah dan satu meja makannya lagi menggunakan kursi
panjang.
MELIHAT
lampu Kamar Mandi menyala, dan seperti ada orang di dalamnya, jantungku
berdebar-debar, ingat dengan mimpi yang kualami barusan, kutunggu hingga
seseorang yang berada di dalam kamar mandi itu keluar dengan sedikit rasa
penasaran. Sesaat kemudian Wanita berkulit hitam itu manis keluar dari dalamnya, tidak sama
persis seperti yang kulihat di dalam mimpiku malam tadi, tidak mengenakan
Pakaian tidur tipis seperti yang kulihat di dalam mimpi. Tapi mengenakan Handuk
yang di lilitkan ke tubuhnya, menutup kedua payudara hingga ke betisnya yang
kulihat begitu bening malam ini. Rambutnya basah, sepertinya dia baru saja siap
mandi. Dia kaget, ketika melihatku berdiri di depan Kamar Mandi, lalu dengan
sedikit terburu-buru dia segera beranjak meninggalkanku yang masih seperti orang”bingung”melihatnya
keluar dari dalam kamar mandi. 
Cukup
lama, aku di dalam kamar mandi. Dan setelah selesai, aku langsung keluar menuju
dapur, dan pas melewati Kamar Utama pemilik Rumah Makan ini, kulihat pintu
kamarnya tertutup rapat. "Aman !" Mungkin dia sudah kembali tidur. Pikirku sambil
terus berlalu.
Pas
melewati ruang tengah, disamping televisi, kulihat Wanita berkulit hitam manis
itu masih mengenakan mukena, sepertinya dia barusan menyelesaikan Shalat tahajud.[ii]
Aku cepat-cepat berlalu lewat di belakangnya.
“Bang..”
Tiba-tiba
wanita berkulit hitam manis itu memanggilku, aku berhenti, sedikit tegang, segera ku
jawab.
“Iya
kak, ada apa?” jawabku kaku, antara takut di marahi hingga ingat mimpi yang
barusan kualami sebelum ke Kamar Mandi tadi.
“Maaf,
kalau gak keberatan, dan belum ngantuk, ada yang mau kakak tanyakan sama
abang.”Katanya lagi, membuatku makin merasa kurang nyaman saat ini. 
“Ooh,,boleh.”
kataku lagi sambil menuju salah satu kursi panjang di sebelah tempatnya shalat
barusan, aku sengaja duduk di sini karena lampu ruang makan tempat aku dan
suaminya duduk siang tadi dalam kondisi mati, kulihat lampunya memang sengaja
di matikan ketika rumah makan ini sudah tutup.
 
Di
antara Etalase dan ruang tengah tempat penghuni rumah makan ini biasa menonton
televisi, ada  dua kursi panjang yang saling berhadapan menghadap meja
panjang yang semuanya terbuat dari kayu, bisa di duduki dua hingga empat orang
di atas kursinya.
 
“Terima
kasih, tunggu sebentar ya..” 
Katanya
lagi, sambil tersenyum ke arahku yang lagi duduk di salah satu kursi panjang
menunggunya. Setelah melipat sejadah, dia masuk kedalam kamarnya, dan ketika
keluar dari kamar, kulihat dia sudah mengganti mukena yang dikenakan nya
barusan dengan kerudung panjang berwarna hitam, dan langsung menuju ke dapur
tanpa menghampiriku di tempat ini. 
Kudengar,
sepertinya dia sedang membuat sesuatu di dapur sana. Mungkin karena sedikit
tegang, dan bertanya-tanya, apa yang membuat wanita berkulit hitam manis ini
memanggil dan ingin bertanya sesuatu padaku di tengah malam begini, aku merasa
begitu lama sekali menunggu kedatangannya di tempat ini.
 
**
DATANG
DARI DAPUR, meletakan segelas kopi susu di hadapanku. Bagaimanapun, aku merasa
sungkan dengan kondisi saat ini, di buatkan kopi dan hendak di ajak ngobrol
berdua oleh seorang Wanita yang aku tau suaminya saat ini sedang tertidur pulas
di dalam kamarnya.
“Tunggu
sebentar ya kak, aku mau ambil rokok dulu di kamar.”
Cuma
itu kata yang sanggup ku-ucapkan pada wanita berkulit hitam manis yang saat ini
telah duduk di depanku.”Iya.”Jawab-nya sambil menganggukan kepalanya
padaku.
 
Aku
berjalan menuju ke kamar dengan banyak pertanyaan di benakku. Setelah mengambil
Rokok di atas meja, aku segera menuju ke Ruang makan, menyalakan sebatang
rokok, lalu duduk di kursi yang tadi ku duduki. Aku bingung mau ngomong apa di
hadapan wanita berkulit hitam manis ini, akhirnya. Kuputuskan untuk
menunggunya, biar dia yang mulai bertanya lebih dulu, baru nanti akan kujawab
sebisaku.
 
“Bang..”
Suara
wanita itu terdengar pelan di telingaku, kutatap wajah naturalnya, terlihat
cantik dan tidak ada aura kemarahan di situ. Berarti dia tidak marah dengan
kejadian barusan.
”Kakak
barusan Shalat istikharah[iii] untuk meminta
petunjuk, dan setelah selesai Shalat hati kakak merasa yakin bahwa memang abang
lah orangnya!”
 
Deg..hampir
saja cangkir kopi dalam genggaman-ku terlepas jatuh mendengar kata-kata wanita
berkulit hitam manis ini barusan. Apa maksudnya bahwa aku adalah orangnya?
Ketemu saja baru sekali ini. Tapi aku coba sabar, diam dan menunggu kata-kata
berikutnya.
 
“Mungkin
abang sudah mendengar cerita dari suami kakak tentang siapa kakak, sampai
masalah rumah tangga kami tadi..” Suara wanita berkulit hitam manis itu kembali
terdengar sambil tersenyum menatapku. jujur saja saat ini aku sedikit canggung
dengan nya. Di mana aku dan wanita berkulit hitam manis ini ngobrol berdua di
sepertiga malam seperti ini. 
 
Seperti
memahami kegelisahanku, yang merasa begitu canggung di depannya. Sambil melihat
 mataku yang sesekali melirik ke arah pintu kamar-nya, wanita berkulit hitam
manis ini kembali berkata,
“Abang
jangan kuatir, suami kakak tidak akan marah melihat kita ngobrol berdua di
tengah malam seperti ini.” katanya lagi sambil tersenyum, mungkin merasa lucu
melihatku yang seperti orang ketakutan duduk berdua dengannya malam ini.
"Hem,
suami macam apa pria itu! Membiarkan istrinya ngobrol berdua dengan pria lain
di tengah malam seperti ini, sementara dia malah tidur di kamarnya." Batinku
mulai menghakimi pria ramah yang tadi malam cukup lama ngobrol akrab denganku
itu.
 
“Kami
pernah mengalami hal-hal gila sebelumnya, dan kakak tau ia begitu pasrah dan
rela menahan perasaan nya sendiri demi kesembuhan kakak, buktinya sampai hari
ini rumah tangga kami masih baik-baik saja.” Katanya lagi sambil tertawa kecil
ke arahku, barisan gigi putih yang terlihat begitu bersih dan rapi itu juga
ikut-ikutan mencoba untuk menenangkan kekuatiranku.
“Maksudnya?”  tanyaku sambil melihat ke arah barisan gigi
putihnya itu, dan sepertinya mereka memang berhasil mengusir rasa kuatirku
jauh-jauh saat ini. 
“Kami
sudah berobat kemana-mana, mulai dari tahun pertama menikah hingga sekarang
sudah memasuki usia yang ke empat tahun pernikahan kami.” 
Jawabnya
lagi sambil menatap ke dua mataku dalam-dalam. Seolah ingin menunjukan
keseriusan ucapan nya, bahwa dia tidak sedang berusaha membohongiku yang
terlihat begitu bodoh malam ini. Kutatap Jam dinding di sudut ruang makan,
wanita berkulit hitam manis kembali meneruskan ceritanya.
“Almarhum
suami kakak yang pertama dulu masih sering datang menjumpai kakak, kata orang
pintar yang kami datangi, katanya dia belum iklas melepaskan kakak, kami sudah
berobat ke mana-mana, mulai dari dukun hingga ke kyai pun sudah kami datangi.  
Mulai
dari yang meminta syarat kembang setaman sampai yang meminta syarat untuk menyetubuhi[iv] kakak agar dia
bisa menghilangkan gangguan almarhum suami kakak itu.” Katanya lagi sambil
sedikit menunduk malu, saat menceritakan kenangan-nya beberapa waktu yang lalu.
“Dan
suami kakak tau syarat yang diminta oleh dukun yang meminta syarat untuk
bersetubuh itu?”
Tanyaku
sedikit penasaran, dan entah kenapa aku jadi berdebar-debar menunggu jawaban
nya.
“Iya”
jawabnya, sambil menganggukan kepala.
“Terus?”
Tanya ku makin penasaran dengan reaksi suaminya nanti ketika dia mendengar ada
orang yang ingin menyetubuhi istrinya itu.
”Abang
memberi izin, dan dia iklas, yang penting bisa menyembuhkan kakak” katanya
lagi.
 
Aku
cuma diam, tak bisa berkata apa-apa lagi mendengar ucapannya barusan, kutatap
seraut wajah cantik yang tengah tersenyum hambar menatapku. Jujur saja
sedikit kering tenggorokanku saat ini, membayangkan wanita berkulit hitam manis
ini melayani dukun[v] yang hendak
mengobatinya kala itu. Dan entah kenapa sedikit hambar kurasakan kopi yang ku
teguk barusan, ketika mendengar perjuangan suami istri ini untuk berobat.
 
"Terus
kakak mau di setubuhi oleh dukun itu?" Tanyaku lagi sambil menatap ke dua
matanya dalam-dalam, entah kenapa hatiku merasa sakit membayangkan tubuh wanita
cantik ini menjadi piala bergilir dukun kurang ajar itu. 
 
“Hampir
saja kakak bersedia saat itu, tapi entah kenapa pada saat hendak disetubuhi
oleh dukun tersebut, hati kakak berontak, teringat dengan hijab[vi] yang selalu kakak
kenakan ini, dan entah kenapa pada saat itu, kakak mulai berfikir jernih. Apa
gunanya selama ini di luar rumah kakak selalu menutup aurat dari pandangan mata
lelaki lain, selain suami kakak sendiri. Tapi di dalam kamar dukun ini kakak bisa
dengan mudahnya melepaskan semua pakaian yang kakak kenakan saat itu. 
Dan
sepertinya Tuhan tidak mengizin kan perbuatan yang di larang agama pada malam
itu, dan setelah kejadian itu, akhirnya kakak mulai berfikir jernih untuk
mencari dukun atau orang pintar lain. Dan belakangan, kami baru tau kalau dia
adalah dukun palsu yang sudah banyak memperdaya kaum wanita yang berobat
kepada-nya!” Kata wanita berkulit hitam manis ini, tersenyum pahit.
Entah
kenapa aku merasa sedikit lega mendengar ucapan-nya barusan, kutatap wajah
wanita berkulit hitam manis di depanku ini, di usianya yang sudah tidak muda
lagi. Kulihat memang masih menyimpan sisa-sisa kecantikan masa mudanya dulu.
Senyumnya masih terlihat begitu manis, bahkan sedikit menggoda menurutku.  
Tidak
memakai riasan saja sudah seperti ini, apa lagi kalau sedikit didandani,
fikirku sambil melihat bentuk tubuhnya yang masih terlihat begitu molek di
depanku ini. Sepertinya memang dia pintar merawat diri. Pantas saja dukun itu
ingin men”cabuli”nya, coba kalau dia ini adalah nenek-nenek yang sudah keriput
semua, apa dukun itu masih mau memberi syarat pengobatnya dengan cara
menyetubuhi pasiennya? 
 
Membayangkan
seandainya memang syarat pengobatan yang di lakukannya adalah harus dengan cara
menyetubuhi setiapa pasien yang akan di obatinya, termasuk jika ada laki-laki
dan nenek-nenek yang sudah keriput semua. Aku jadi senyum-senyum sendiri.
[i] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Etalase (bahasa Perancis:
รฉtalage, susunan, pameran) adalah sebutan untuk lemari, kotak, atau rak berkaca
yang dipakai untuk tempat memamerkan berbagai barang, seperti benda seni di
galeri, benda antik di museum atau barang dagangan di toko. Di Indonesia, rak
tempat meletakkan barang dagangan dengan atau tanpa penutup dari kaca di rumah
makan, warung, atau toko swalayan juga disebut etalase.
[ii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Salat tahajud adalah salat
sunnat yang dikerjakan di malam hari atau sepertiga malam setelah terjaga dari
tidur. Salat tahajjud termasuk salat sunnat mu'akad (salat yang dikuatkan oleh
syara'). Salat tahajud dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya
tidak terbatas.
[iii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Salat Istikharah adalah salat
sunnah yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah oleh mereka yang berada di
antara beberapa pilihan dan merasa ragu-ragu untuk memilih atau saat akan
memu-tuskan sesuatu hal. Spektrum masalah dalam hal ini tidak dibatasi.
Seseorang dapat salat istikharah untuk menentukan di mana ia kuliah, siapa yang
lebih cocok menjadi jodohnya atau perusahaan mana yang lebih baik ia pilih.
Setelah salat istikharah, maka dengan izin Allah pelaku akan diberi kemantapan
hati dalam memilih.
[iv] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Bersetubuh / persetubuhan atau
hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang dilakukan
oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada
tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama,
jadi lebih dari sekadar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin lelaki dan
perempuan.
[v] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Dukun atau”orang pintar”adalah
sebuah istilah yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memiliki
kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang menyebabkannya dapat memahami
hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam ghaib,
yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti
penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain-lain.
[vi] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Hijab adalah kata dalam bahasa
Arab yang berarti”penghalang”. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta
negara-negara Barat, kata hijab lebih sering merujuk kepada kerudung yang
digunakan oleh wanita muslim (lihat jilbab). Namun dalam keilmuan Islam, hijab
lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan
tuntunan agama.
Bagian
Tiga
*
MELIHAT
aku senyum-senyum sendiri setelah mendengar penjelasannya barusan, pipi wanita
berkulit hitam manis ini memerah, mungkin dia lagi berfikir kalau aku sedang
berfikir jorok tentangnya. Merasa tidak enak dengan rona wajah dan tatapan
matanya barusan, aku cepat-cepat meminta maaf, sebelum dia terlanjur salah sangka
dengan senyumanku barusan.
“Maaf
kak, aku tidak bermaksud seperti itu.”
Kataku
lagi, kucoba jawab pertanyaannya yang masih menggantung di dalam fikirannya
saat ini. 
”Enggak
apa-apa, kakak bisa memahami itu. Dan kakak mengajak abang ngobrol berdua malam
ini, karena kami sudah siap dengan semua hal terburuknya.” katanya lagi sambil
tersenyum menatapku. 
“Maksud
kakak?” tanyaku kurang paham dengan kata-katanya barusan.
“Kami
sudah capek berobat kesana kemari, dan kakak hampir gila. Setiap malam jum’at
kliwon almarhum suami kakak itu selalu datang, ia menyetubuhi kakak tanpa bisa
kakak menolaknya sekalipun, dan menurut beberapa dukun yang kami jumpai,
Almarhum suami kakak itu masih belum mau melepaskan, dan meninggalkan kakak
sampai saat ini, makanya menurut mereka sampai saat ini kami belum memiliki
keturunan.” 
Katanya
lagi. Sambil menatap langit-langit ruang makan yang juga berwarna biru laut.
Matanya kulihat berkaca-kaca, seperti berusaha untuk menahan tangisnya.
Kulihat, sepertinya dia merasa begitu tertekan dengan semua keadaan yang di
alaminya itu. Jujur saja, aku sedikit trenyuh mendengar semua ceritanya
barusan.
“Bahkan
saat ini tekat kakak sudah bulat. Kakak bersedia, jika memang Abang hendak
menyetubuhi kakak sebagai syarat pengobatan.” Katanya lagi sambil menunduk. 
Aku
kaget mendengar ucapannya barusan, Ku tatap wajahnya yang memerah itu. Ada rasa
jengah, pasrah tapi tak rela, dan saat ini dia seolah merasa bahwa pria yang
sedang duduk didepannya, pasti sedang berfikir bahwa dia adalah wanita
gampangan yang bisa di ajak tidur oleh lelaki manapun. saat mengatakan itu suaranya terdengar begitu
pelan.
“Kenapa
kakak berfikir aku bisa mengobati kakak? Aku bukan dukun!” kataku, setengah
protes, walau jujur saja darahku sempat berdesir mendengar kata-katanya
barusan. 
Otak
kiriku langsung bekerja, ingat dengan mimpi dan kejadian di kamar mandi tadi,
membayangkan semua itu, aku hampir lupa diri. Mana ada lelaki normal menolak di
ajak begituan sama wanita yang memiliki senyuman yang begitu menggoda ini. 
Tapi
satu sisi hatiku yang lainnya protes, dan mengatakan sampai saat ini masih
belum ada niat, bahkan berfikirpun belum, untuk ”meniduri” istri orang. Entah
nanti kalau otak kanan dan otak kiriku  sedikit khilaf. Karena memang
urusan daging yang "setumpuk" itu terkadang sering membuat orang lupa diri,
bahkan menurut beberapa buku yang pernah kubaca, sesama anak manusia saling
membunuh antara satu dengan yang lainnya juga karena urusan ini. Mulai dari
zaman Nabi yang pertama, hingga saat ini. kebanyakan pemicu awal keributan
adalah karena masalah yang satu ini.
 
“Sebelum
Abang datang kemari, kakak telah berobat dan bertanya pada orang tua atau orang
pintar yang mengatakan bahwa siluman cuma bisa di lawan dengan siluman juga,
dan dia terus terang mengakui bahwa dia tidak bisa mengobati penyakit kakak
yang dikarenakan oleh perbuatan siluman itu. 
Tapi
katanya, suatu saat nanti akan ada siluman yang akan datang menemui kami di
sini, dan jika Siluman itu bersedia menolong kami, mudah-mudahan dia bisa
mengusir siluman jelmaan mendiang suami kakak itu, kata orang pintar yang kakak
temui itu, hanya siluman yang datang pas di hari pernikahan kami itu yang bisa
menjebol pagar ghaib yang di pasang oleh mendiang suami kakak tersebut. Pagar
ghaib yang membuat kakak susah di buahi, dan sulit mendapatkan keturunan dari
lelaki manapun.” Katanya lagi, sambil menatap lurus kedua mataku, tatapan dan
nada bicaranya begitu serius, sepertinya tidak main-main!
 
Geblek!
Pikirku, jadi mereka menyangka aku ini adalah Siluman! Jujur saja aku memang
jarang Shalat lima waktu. Tapi jelek-jelek begini, aku ini masih manusia tulen,
kakiku saja masih menginjak tanah ketika berjalan, tubuhku masih basah ketika
kehujanan, dan perutku masih kelaparan kalau pas lagi puasa karena tidak ada
yang mau di makan.
AKU
BINGUNG, dan tidak tau mau ngomong apa lagi pada keluarga aneh ini. Cukup lama
aku diam, sambil mengisap rokok, menghembuskan asapnya pelan-pelan. Kalau
mengikuti nafsu binatang yang ada di dalam diriku, bisa saja saat ini kubilang
bisa mengobatinya, dengan syarat aku harus menyetubuhi tubuh moleknya terlebih
dulu.
Tapi
entah kenapa. Sepertinya, saat ini Setan pun sedang tidak ingin dekat-dekat
denganku. Bukti-nya, saat ini aku cuma duduk dan diam, masih seperti setengah
tidak percaya dengan apa yang barusan ku dengar. Seperti mimpi!  Bangun
tidur tiba-tiba ada wanita cantik yang tampak santun di depanku siang tadi
tiba-tiba saja malam ini bilang kalau dia bersedia aku setubuhi saat ini. Api
rokok yang barusan ku sundutkan ke kulitku masih terasa panas! dan kulitku
masih terasa sakit, memerah, mungkin sedikit melepuh. Berarti aku tidak sedang
bermimpi saat ini!
“Tadi
malam. Sebelum Shalat istikharah, kakak bermimpi abang menyetubuhi kakak, lalu
almarhum suami kakak datang, dia marah! Lalu berubah jadi seekor Macan, dia
menerkam Abang, dan tiba-tiba abang juga kakak lihat berubah menjadi seekor
Harimau, lalu abang dan Harimau jelmaan almarhum suami kakak itu berkelahi. Dan
selanjutnya kakak terbangun. 
 
Tadi
sebelum kakak mandi, kakak ceritakan semua mimpi yang kakak alami itu pada
suami kakak, dan suami kakak meminta kakak melakukan Shalat istikharah untuk
meminta petunjuk, agar kami di beri pilihan yang terbaik nantinya. Dan dia
iklas, seandainya kita harus melakukan itu, dia rela melakukan apapun demi
kesembuhan kakak.” 
Wanita
berkulit hitam manis ini menceritakan mimpinya barusan, sambil melihat ke
arahku yang masih diam, sesekali aku memainkan rokok dijariku. Kutatap wajah
wanita berkulit hitam manis di depanku ini, dan entah kenapa tiba-tiba aku
mulai berfikir iseng. Bahkan sedikit jahil[i] menurutku.
“Apa
benar kakak mau melakukan apapun yang aku minta?” Tanyaku sambil tersenyum
menatap ke arah wajahnya yang bersemu merah.
Sepertinya
dia sudah menebak apa yang bakal aku utarakan nanti.
”Kakak
bersedia, yang penting kakak bisa lepas dari semua kutukan ini!” Katanya pelan,
sambil menunduk, mukanya makin memerah bak udang rebus. 
“Sekalipun
melakukan seperti apa yang kita lakukan seperti di dalam mimpi kakak tadi?”
Kataku lagi sambil tersenyum menatap ke arahnya yang kulihat sedikit jengah dan
malu-malu itu.
“Iya,”
jawabnya pelan.
Wajah
wanita cantik ini memerah, antara pasrah dan sedikit lupa akan perbuatan dosa. 
“Jujur
saja,  aku pun tadi bermimpi melihat kakak di kamar mandi, mengenakan
pakaian tipis hingga aku sepertinya bisa melihat dengan jelas bentuk kemaluan
kakak.”
Kataku
lagi, menatap wajahnya yang walau sepasrah apapun keadaannya saat ini, Wanita
berkulit hitam manis ini masih menyimpan rasa malu, ketika ada lelaki lain yang
bukan”muhrim”nya mengatakan kalau dia sudah melihat bentuk”kemaluan”nya itu.
Wanita
berkulit hitam manis ini menatapku, tersenyum malu-malu. Dan tiba-tiba dia bangkit,
lalu mendekat ke arahku.
“Kakak
akan turuti apapun permintaan abang, asalkan itu bisa menyembuhkan kakak.”
Katanya lagi sambil duduk di sebelahku, setengah berbisik malu-malu ke
telingaku.
“Suami
kakak gak akan marah, seandainya dia tau kita melakukan itu?”
Tanyaku
pelan, setengah berbisik di telinganya.
”Enggak
bang! Saat inipun dia sengaja pura-pura tidur di dalam kamar, karena
bagaimanapun dia tidak ingin melihat kakak bersama Pria lain”melakukan
itu”secara langsung di depan matanya.” 
Wanita
berparas cantik ini berkata setengah berbisik, pipinya memerah, merasa malu
sendiri, dengan apa yang baru saja keluar dari bibir tebalnya itu.
“Bagaimana
kalau aku ingin ”melakukan” nya di sebelah suami kakak?” Tanyaku lagi, sambil
tersenyum lebar, setengah menggodanya. 
Dia
kaget, mukanya merah padam. Tidak bisa berkata apa-apa lagi mendengar
kata-kataku barusan. Menurutnya, ini pertanyaan gila yang tidak perlu
diajawab. bagaimana mungkin dia sanggup”berzina[ii]”dengan lelaki lain
yang bukan muhrim nya, dihadapan suaminya sendiri.
  
“Tidurlah
kak, hari sudah hampir pagi.”
Aku
menyuruh wanita berkulit hitam manis yang masih bingung dengan perkataanku
barusan. Dia menatapku, matanya sedikit membelalak. Antara kaget dan kecewa
dengan sikapku ini.
 
“Bang!”
Suaranya
tertahan, protes, sorot matanya masih seperti tidak percaya, bagaimana mungkin
aku sanggup memperlakukan dia seperti itu? Dia bukan PSK dan suaminya yang saat
ini masih tertidur pulas di kamar bukanlah mucikari, dan tempat ini adalah
Rumah Makan bukan rumah Bordil[iii].
  
Wanita
berkulit hitam manis ini menangis sesegukan, aku jadi merasa tidak enak
sendiri. Dan entah kenapa tiba-tiba aku begitu berani menyentuh wajahnya. Ku
pegang dagunya, ku dongakan ke atas, kutatap mata sembabnya yang masih
mengeluarkan air mata. Air mata seorang wanita baik-baik yang betul-betul
merasa terhina, dan merasa di lecehkan oleh seorang pria yang baru saja di
kenalnya. Merasa di perlakukan seperti seorang pelacur yang baru saja meminta
untuk melayaninya di hadapan mucikarinya.
[i] Jahil menurut kamus Bahasa Indonesia adalah bodoh; tidak tahu
(terutama tentang ajaran agama) Para ulama berkewajiban menuntun golongan jahil
dan bebal ini.
[ii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Zina adalah perbuatan
persetubuhan antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat pernikahan atau
perkawinan. Secara umum, zina bukan hanya di saat manusia telah melakukan
hubungan seksual, tetapi segala aktivitas-aktivitas seksual yang dapat merusak
kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina.
[iii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Bordil (dari Bahasa Belanda :
bordeel) adalah tempat yang digunakan untuk pelacuran atau prostitusi. Di sini
pelacur dapat bertemu dan berhubungan seks dengan pelanggan mereka.
Bagian
Empat
*
KU CIUM PIPINYA, dan kucoba lumat
bibirnya. Wanita berkulit hitam manis yang sudah terlanjur kesal karena merasa
di lecehkan sampai ke titik terendah harga dirinya ini melengos, membuang
wajahnya.
“Maafkan aku, entah dosa dan
kesalahan apa yang dulu pernah kakak lakukan sebelumnya. hingga kakak bisa
mengalami nasib seperti ini, setahuku. Dunia ini tercipta berdasarkan hukum
sebab akibat, dan berdasarkan semua cerita yang kakak sampaikan dari tadi, aku
tau kalau kakak adalah wanita baik-baik. Menutup aurat dan menjaga harga diri.
Tapi entah kenapa kakak harus mengalami sakit yang harus di obati dengan cara
yang tidak umum seperti penyakit lainnya itu.”
 
Wanita
berkulit hitam manis ini diam, menatapku, tidak berusaha menjauhkan atau
menepis tanganku yang masih menyentuh dagu-nya. 
Tangisnya
kembali pecah. Sambil menangis dia kembali berkata, 
“Apa
dosa dan kesalahan kakak bang? Sampai harus mengalami nasib di permalukan
seperti ini?” katanya lagi sambil menatap sendu ke arahku.
 
“Aku
tidak tau, mungkin saja ada kesalahan masa lalu, yang kakak sudah lupa, atau
mungkin ada hal-hal yang kakak lakukan dulu ketika mendiang suami kakak masih
hidup yang belum kakak ceritakan sama aku.” kataku lagi, membiarkan wanita
berkulit hitam manis ini mengeluarkan semua luapan emosi dan perasaan nya malam
ini di dadaku. 
Sambil
memeluk dan membenamkan seluruh wajahnya di dadaku, dia kembali menangis,
menumpahkan emosi dan semua unek-unek yang selama ini mengganjal di dalam
hatinya. Cukup lama kubiarkan, hingga dia kembali tenang dan mulai berhasil
menguasai dirinya lagi.
“Dulu
suami pertama kakak berasal dari keluarga yang ekonomi-nya cukup mapan, saat
itu kakak begitu tergila-gila padanya. Hingga kakak khilaf, dan saat itu kakak
pergi ke dukun, untuk memelet[i] suami kakak
tersebut, agar dia mau menikahi kakak.” Katanya pelan Di antara tangisnya. 
“Terus…”
tanyaku penasaran. 
“Selanjutnya
setelah kami menikah, kakak yang saat itu begitu kuatir kalau dia akan pergi
meninggalkan kakak karena tau kalau saat malam pertama itu kakak sudah tidak
perawan lagi. Akhirnya kakak kembali mendatangi dukun yang mengguna-gunainya
waktu itu. Saat itu kakak bahkan meminta susuk[ii] agar suami kakak
itu semakin sayang dan tidak berfikir untuk meninggalkan kakak. Pada awal-awal
susuk itu di pasang, rumah tangga kami sangat harmonis, dia menuruti apa saja
kemauan kakak waktu itu, hingga suatu ketika kakak terlupa. Kakak melanggar pantangannya.
 
Semenjak
kakak melanggar pantangan susuk itu, dia mulai tidak terkontrol, beberapa kali
dia mulai main gila sama perempuan lain, bahkan beberapa di antaranya dengan
wanita yang sudah bersuami. Suami kakak itu memang lumayan tampan. Beberapa
kali dia mengancam akan menceraikan kakak, akhirnya kakak kembali mendatangi
dukun yang dulu pernah memasang susuk di kemaluan kakak itu. Dan ternyata pas
terakhir kakak kesana, dia baru saja meninggal dunia.” katanya lagi, masih
membenamkan wajahnya di pundakku. 
Bisa
ku cium aroma wangi sabun mandi di sekujur tubuh-nya, nafsu binatang di dalam
diriku mulai berontak, dia begitu menginginkan wanita yang sudah begitu jinak
di sampingku ini, matanya menatap liar melihat setiap jengkal tubuh wanita yang
memakai kerudung hitam panjang ini.  
“Kalau
yang barusan kakak ceritakan itu benar, berarti bukan almarhum suami kakak yang
datang dan menyetubuhi kakak setiap malam Jum’at Kliwon itu. Tapi itu adalah
khodam atau mahluk halus yang dulu pernah di masukan oleh dukun itu ke dalam
kemaluan kakak.
Tujuannya
adalah untuk mengikat dan menarik ‘ rasa ‘ almarhum suami kakak agar tidak
berpaling kepada kemaluan wanita lain, ketika suami kakak meninggal dunia,
mahluk itu merasa, bahwa kakak adalah miliknya yang harus dia jaga, hingga dia
merasa tidak boleh ada lelaki lain yang boleh menyentuh kemaluan kakak selain
dia.” kataku, setengah berbisik di telinga-nya.
Entah
kenapa tiba-tiba aku mulai tidak bisa mengendalikan diriku lagi, ku gigit pelan
kupingnya. Dia cuma diam, menggelinjang kegelian.
 
“Pantas
punya suami kakak tidak pernah bisa hidup, ketika berhadapan dengan punya
kakak, jujur saja kakak belum pernah di setubuhinya.” Katanya berbisik pelan di
telingaku. 
Aku
kaget, pantas saja, suaminya itu iklas dia di setubuhi pria lain, asalkan
memang itu bisa menyembuhkan sakit aneh yang di derita oleh istrinya itu.
Karena ternyata diapun selama ini begitu tersiksa karena tidak bisa “menyentuh”
istrinya itu.
 
“Aku
bukan siluman, Aku ini binatang jalang, apa yang kakak harapkan dari binatang
jalang sepertiku? Apa kakak tidak takut?” Kataku, setengah berbisik di telinga
wanita berkulit hitam manis yang saat ini bukan cuma menyandarkan kepala-nya di
bahuku, tapi sudah mulai memeluk erat pinggangku.
 
“Saat
ini kakak sudah tidak takut apa-apa lagi, kakak sadar bahwa selama ini kakak
sudah membohongi semua orang dengan penampilan luar kakak. Selama ini kakak
berlaku layaknya perempuan suci di hadapan semua orang, di luar rumah selalu
memakai hijab, agar terjaga dari pandangan pria-pria nakal yang bukan muhrim
kakak. Tapi sebenarnya kakak sedang berusaha menutupi bibit-bibit dosa dan
maksiat dari masa lalu kakak, selama ini kakak berzina dan bersekutu dengan
Setan, bahkan dulu ketika memasang susuk itu pun, dukun itu memasang susuk di
kemaluan kakak dengan cara menyetubuhi kakak terlebih dahulu. Katanya itu
adalah salah satu syarat agar susuk yang dipasangnya itu bisa menyatu secara
sempurna dengan tubuh kakak. Ketika itu kakak berfikir toh hanya sekali, dan
tidak ada yang tau, selain kakak dan dukun tersebut.” Katanya lirih di
telingaku, lalu meneruskan ucapannya; ”Sekarang abang sudah tau semuanya. Dan
sekarang terserah abang, mau menilai kakak ini seperti apa orangnya.”
 
“Aku
tidak pernah memandang rendah orang lain Kak, apalagi menilai sesorang dari
penampilan luar-nya. Karena aku percaya, bahwa semua yang sudah terjadi di
Dunia ini adalah karena sudah atas izin-nya, bahkan sehelai daun yang jatuh ke
muka ke bumi ini pun itu terjadi atas kehendaknya, jika Tuhan tidak menghendaki
mustahil itu bisa terjadi. Sekalipun jika nanti ternyata kakak benar-benar
sembuh dari sakit yang kakak derita setelah kita benar-benar melakukan itu, aku
percaya semua itupun terjadi atas izinnya.”
 
Kata-kata
ku terhenti sejenak, menelan ludahku sendiri, saat ini mataku melirik ke arah
jemari tanganku, yang sedari tadi di genggamnya, tiba-tiba saja oleh wanita
berkulit hitam manis itu di bawa masuk kebalik rok kain hitam panjang yang di
kenakannya itu. 
 
“Aku
ingin melakukan dosa[iii] dengan Abang
malam ini, dan aku berharap semoga ini adalah dosa  yang terakhir kalinya
kakak lakukan setelah malam ini, dan semoga ini bisa memutuskan mata rantai
dari dosa-dosa masa lalu kakak.” Katanya lagi sambil menatap mataku, nafasnya
sedikit memburu. 
Tidurlah
kak, sudah hampir pagi. Kataku lagi, sambil berusaha menarik tanganku yang tadi
sempat menyentuh sesuatu yang begitu lembut dan kenyal, namun terasa begitu
hangat di balik rok kain hitam panjangnya itu. 
 
Wanita
berkulit hitam manis itu menatapku, matanya yang berkaca-kaca. Ada rasa kecewa
ketika dengan halus aku berusaha menarik tanganku dari balik gengaman
jari-jemarinya.
 
“Abang
tidak mau mengobatiku? Atau karena abang jijik setelah tau siapa aku
sebenarnya?” Nada suaranya sedikit meninggi, bahunya terguncang-guncang menahan
suara tangisnya yang hampir pecah sedari tadi.
 
"Bukan
aku tidak mau mengobati kakak, apalagi merasa jijik melakukannya dengan kakak,
hanya saja saat ini aku belum tau bagaimana cara mengobati penyakit yang kakak
alami itu." Kataku lagi lagi sambil berusaha menenangkannya, berusaha menghibur
luka hatinya yang merasa begitu terhina, oleh seorang pria yang baru saja
menolaknya. Berusaha menenangkan tangisnya, berusaha memulihkan kepercayaan
dirinya yang sempat terhempas jatuh dan hancur berkeping-keping barusan.
[i] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Memelet / Pelet merupakan jenis
ilmu gaib yang berfungsi untuk memengaruhi alam bawah sadar seseorang agar
jatuh cinta kepada orang yang mengirim pelet tersebut.
[ii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Susuk merujuk pada suatu cara
memasukkan benda asing kedalam tubuh seseorang secara spiritual untuk
mendapatkan suatu kelebihan. Benda asing tersebut umumnya berupa jarum kecil.
Kelebihan yang dimaksud berupa perlindungan spiritual, penarik lawan jenis,
penambah daya tarik, dan kekuatan pada fisik yang kesemuanya merupakan suatu
bentuk sugesti seorang yang telah menggunakan susuk tersebut.
[iii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Dosa (dari bahasa Sanskerta: doแนฃa)
adalah suatu istilah yang terutama digunakan dalam konteks agama untuk
menjelaskan tindakan yang melanggar norma atau aturan yang telah ditetapkan
Tuhan atau Wahyu Illahi.
Bagian
Lima
 
*
“Kakak
akan lakukan apapun untuk kesembuhan kakak.” Kata perempuan berkulit hitam
manis ini sambil menatap tajam kedua mataku. “Baik, jika memang itu yang abang
inginkan, kakak akan membicarakan dengan suami kakak, dan kakak yakin dia pasti
bersedia melakukan-nya demi kesembuhan kakak.” Katanya lagi sambil berusaha
menahan tangisnya, lalu beranjak dari sampingku, hendak menuju ke kamar
tidurnya.
 
"Jika
mengikuti nafsu binatang yang ada di dalam diriku saat ini, jujur saja saat ini
aku begitu menginginkannya, mana ada kucing yang menolak di kasih ikan asin."
Kataku lagi sambil tersenyum dan berusaha mencandainya. "Hanya saja aku tau,
cara mengobati kakak tidak segampang itu." Kataku lagi sambil menangkap
tangannya.
 
“Itu
kan hanya alasan abang saja! sebenarnya abang merasa jijik denganku kan?”
Todongnya lagi sambil menatap tajam ke arahku, nada suaranya begitu kecewa
terhadapku. 
 
Ku
masukan jariku yang tadi sempat di genggamnya kedalam mulutku sendiri, sambil
mencium ujung jariku, kutatap kedua bola matanya. "Aku menyukai aroma dan
rasanya, hanya saja aku tau tidak segampang itu cara mengobati kakak." Kataku
masih berusaha meyakinkannya bahwa aku tidak mau melakukannya saat ini karena
merasa jijik dengannya.
 
Wanita
berkulit hitam manis itu berhenti, tersenyum lebar menatapku, wajahnya memerah,
lalu bergerak cepat menghampiriku, dan langsung memeluk erat tubuhku. Melumat
bibirku penuh nafsu, kubalas lumatan bibirnya.
 
“Jadi
abang mau mengobati kakak? ” tanyanya lagi, masih dengan nafas sedikit memburu,
sambil melepaskan lumatannya ke bibirku.
 
"Iya,
tapi ada satu syarat yang harus kakak penuhi, dan itu pun harus atas
persetujuan dari suami kakak terlebih dahulu, karena itu adalah satu-satu-nya
jalan untuk memutuskan ikatan ghaib makluk yang telah di tanamkan oleh dukun
itu di kemaluan kakak dulu." Jawabku sambil tersenyum menatap kedua bola
matanya.
 
“Apa
syaratnya bang?” Katanya lagi, sambil tersenyum menatapku. 
“Penikahan.”
jawabku.
 
“Apa?”
Wanita
berkulit hitam manis ini kaget dan kurang paham dengan perkataanku barusan. Bagaimana
mungkin dia akan menikahi lelaki muda di depannya ini? Sementara dia adalah
seorang wanita yang hingga detik ini masih bersatus sebagai istri yang sah dari
seorang lelaki yang saat ini masih tertidur pulas di dalam kamarnya itu. 
“Ikatan
dari makluk yang di tanamkan di dalam kemaluan kakak itu, cuma bisa di putuskan
dengan ikatan juga." Jawabku lagi. Sepertinya dia masih bingung dengan ucapanku
barusan.
"Saat
ini kakak masih terikat oleh perjanjian ghaib yang dilakukan oleh dukun dan
mahluk itu tanpa sepengetahuan kakak dulu, Dulu tanpa sepengatahuan kakak,
ketika kakak menyanggupi persyaratan yang diminta oleh dukun itu, sebenarnya
saat itu kakak sedang menyanggupi dan bersedia jika mahluk itu menjadi
pendamping hidup kakak. Di hadapan penghuni alam ghaib yang berada di langit
dan di bumi, semenjak saat itu kakak telah sah menjadi istri dari mahluk yang
saat ini bersemayam di dalam kemaluan kakak itu. 
 
Kakak
dan mahluk itu terikat oleh tali pernikahan ghaib, tali penghubung antara alam
tidak sadar dengan alam kesadaran saat ini. Kakak sadar dulu kakak telah
menerima kehadirannya di dalam kehidupan kakak, tapi di sisi lain kakak juga
tidak menyadari bahwa selain suami kakak yang saat ini lagi tertidur pulas di
kamarnya, kakak juga adalah istri yang sah dari mahluk ghaib itu.
Dan
jika tali atau ikatan ghaib itu diputus begitu saja maka hanya ada dua
kemungkinan yang terjadi. 
Yang
pertama adalah, setelah tali itu di buka atau di putuskan, maka kakak akan ikut
terbawa  ke alamnya, alam yang terletak di antara alam kehidupan dan alam
kematian. Suatu alam lain, bukan alam akhirat juga bukan alam seperti dunia
kita ini. Alam  yang tidak tampak dengan mata biasa, tidak juga dengan
pandangan mata batin. Ia hanya bisa terbuka oleh rasa. Suatu alam yang di mana
setan dan manusia bisa hidup, melihat dan berbicara antara satu dengan yang
lainnya.
Alam
lain yang berisi orang-orang yang sudah meninggal dunia menurut pandangan
orang-orang yang masih tinggal di dunia ini, tapi sebenarnya mereka belum
sampai ke hadapan Tuhan YME. penghuni alam ini masih harus menunggu hingga
kiamat dunia ini tiba, sebelum akhirnya mereka semua akan di hisab[i] setelah hari yang
di janjikan itu tiba. 
Sedangkan
yang kedua adalah kakak menjadi gila, karena walau tubuh kakak masih tetap ada
dan berada di sini tapi tubuh kakak akan berhenti, diam tidak bergerak, karena
sudah terputus dengan jaringan rumit ke alam rasa dan fikiran tadi. Tubuh kakak
tak ubahnya seperti handphone yang tidak ada kartu
Sim di dalamnya.
Dan
pernikahan yang akan kita lakukan nanti, semata-mata adalah untuk menggantikan
tali pengikat rasa atau sim card yang sudah di buang tadi. Sehingga kakak masih
bisa tetap menjangkau server canggih ciptaan Tuhan itu. Begitu sulit dan
panjang sekali jika harus ku jelaskan saat ini. Tentang alam rasa, suatu alam
yang yang berada di antara hati dan fikiran Manusia. Tuhan Maha sempurna dengan
segala ciptaan-nya telah menciptakan suatu alam yang sangat canggih dan luar
biasa ajaib-nya, lebih canggih dari server web[ii] yang kita kenal
belakangan ini.  
Suatu
alam yang di dalamnya berisi semua ingatan manusia, baik yang sudah berupa
ingatan maupun yang masih menjadi hayalan dan harapan setiap manusia, baik yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, suatu alam yang terhubung ke
masa lalu, masa kini dan masa depan. Di mana alam itu bisa di jangkau oleh
semua fikiran anak manusia. 
Dan
syaratnya cuma satu, bersediakah kakak dan suami kakak, jika kakak ku nikahi?
Pernikahan batin yang akan menguras energi dan rasa kakak dan semua orang-orang
yang mengikuti ritual itu nantinya.” 
Kutatap
kedua matanya, dia cuma diam, menatap mataku dalam-dalam, seperti masih tidak
percaya dengan semua yang ku ucapankan barusan.
 
“Kakak
akan lakukan apapun itu, asalkan itu memang itu bisa menyembuhkan kakak!”
Jawabnya begitu yakin, lalu dalam sekejab berubah seperti ragu, dengan rasa
setengah bimbang dia melanjutkan ucapannya.
“Cuma
kakak ragu, apa suami kakak akan mau melakukan itu, sebab setau kakak dia
begitu mencintai kakak, dan dia tidak akan mungkin mau menceraikan kakak begitu
saja, apa lagi membiarkan kakak menikah dengan pria lain, sebab kalau dia mau,
pasti sudah dari awal pernikan kami dulu, setelah dia tau kalau dia tidak bisa
menyentuh kakak, tapi kakak tau dia bahkan rela melihat kakak di setubuhi pria
lain asalkan kakak masih tetap menjadi miliknya” Katanya setengah berbisik di
telingaku. Ada rasa kuatir dalam nada suaranya barusan.
“Cuma
pernikahan ghaib itu jalan satu-satu untuk mengobati kakak, seperti yang ku
jelaskan tadi ibarat sebuah hand phone, begitu “sim card” nya ku cabut maka
kakak akan diam, tidak lagi bisa terhubung ke jaringan rasa yang sangat rumit
itu, pernikahan yang akan kita lakukan nanti itu seperti ibaratnya aku mencabut
sim card lama kakak yang berasal dari dukun itu, setelah itu aku menggangtinya
dengan sim card baru, agar hand phone itu masih tetap bisa terhubung ke
jaringan rasa seperti yang ku jelaskan tadi." Kataku serius. 
Dan
harus suami kakak yang menjadi saksi kakak di pernikahan itu nanti.” Kataku
lagi. 
Tiba-tiba
dia menangis sesegukan. Begitu mustahil rasanya meminta suami yang dia tau
begitu takut kehilangan dirinya itu untuk meminta dia menceraikan dirinya,
apalagi suaminya pula yang nanti harus menjadi saksi nikah bagi dirinya untuk
menikah dengan pria muda di depannya ini.  
Berarti
memang sakitnya itu tidak bisa di obati, karena rasanya begitu mustahil baginya
untuk mengutarakan niatnya itu kepada suaminya nanti, lelaki mana yang sanggup
menceraikan istri yang begitu di cintainya itu, lalu menjadi saksi pula bagi
istrinya tersebut menikah dengan pria lain. 
 
Kutatap
mata sembabnya, kulumat bibirnya untuk meredakan semua kerisauan di dalam
hatinya, setelah tangisnya mereda, kubisikan di telinganya. 
“Yang
di butuhkan saat ini adalah keiklasan darinya. Keiklasannya itulah mata pedang
yang sanggup untuk memutuskan tali pengikat yang di buat oleh siluman dan dukun
yang dulu memasang susuk di kemaluan kakak. Apapun nanti yang akan kita lakukan
adalah semata-mata upaya untuk mengharapkan keridhoan dari dari Tuhan yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Dia adalah pemilik rasa, rasa sayang dan rasa
benci adalah miliknya, begitupun rasa nikmat dan rasa sakit yang kakak rasakan
selama ini, itu semua adalah miliknya, kembalikan semua rasa itu kepada
pemiliknya. Kita pasrahkan semua kepadanya. 
Baik
dan buruk adalah ciptaannya. Ada siang, juga ada malam. Ada cinta juga ada
kebencian yang tertanam di dalam setiap hati anak manusia, kita kembalikan
semua rasa itu kepadanya, yakinlah. Jika Tuhan berkehendak, tidak ada yang
tidak mungkin baginya. Dia adalah pemilik rasa dan Dia mampu membolak-balikan
semua rasa yang ada di dalam diri anak manusia sesuai kehendaknya. Semua yang
berada di diatas muka bumi ini Dia ciptakan berpasangan, ada penyakit tentu
juga ada penyembuhnya, karena memang hanya Dia sang pencipta yang Tunggal,
tidak berpasangan, dia tidak beranak dan tidak pula di Peranakan.”
“Jika
memang itu adalah satu-satunya jalan menuju kesembuhan kakak, nikahi kakak
bang!” Jawabnya pelan.
“Bagaiman
jika suami kakak tidak bersedia melakukan nya nanti?” tanya ku lagi berusaha
menguji keyakinannya.
“Kakak
akan meminta dia menceraikan kakak.” jawabnya yakin, sambil memeluk erat
tubuhku.
“Bagaimana
dengan perjuangan yang sudah kakak dan suami kakak lakukan selama empat tahun
belakangan ini? Semuanya akan sia-sia begitu saja, jika pada akhirnya rumah
tangga kakak harus bubar di tengah jalan, sementara kakak dan suami kakak sudah
berusaha melakukan semuanya, bahkan yang di larang agama pun kakak lakukan demi
untuk mendpatkan kesembuhan yang kakak ingin kan itu.” tanyaku lagi, sambil
tersenyum simpul menatap wajah bimbang wanita berkulit hitam manis di depanku
ini. 
“Kakak
sadar apa yang kami lakukan selama ini salah! kami sudah menghalalkan segala
cara dengan maksud untuk mempertahan rumah tangga kami, bahkan hal-hal yang di
larang oleh agama pun kami lakukan juga. Tapi kakak sadar, semua itu hanya
makin membuat kami semakin terjerumus kedalam kubangan dosa, kakak ingin
mengakhiri semua ini, kakak ingin bertobat, kakak sadar rasa cinta dan sayang
itu tidak bisa di paksakan. Begitupun kebahagiaan dalam berumah tangga, cuma
bisa di dapat dari keiklasan kita untuk menerima kelebihan dan kekurangan
pasangan kita masing-masing.” Katanya lagi, sambil menatapku.
Aku
tersenyum melihat sifatnya yang berubah-ubah. Terkadang dia begitu yakin dengan
apa yang akan di lakukannya, namun sesaat itu juga dia akan kembali ragu dengan
apa yang akan diputuskannya itu. 
“Ajari
kakak bang, bimbing kakak ke jalan yang benar, kakak ingin kebahagiaan dunia
akhirat yang di ridhoi oleh Tuhan.” Katanya lagi, sambil kembali membenamkan wajahnya ke
dadaku, memeluk erat tubuhku.
Ku
angkat dagunya, kuhapus sisa air mata dipipinya, sambil tersenyum kutatatap
wajah yang mulai keliatan sedikit cerah, ada setitik harapan di matanya,
setitik harapan untuk mengakhiri semua penderitaan yang telah begitu lama dia
rasakan sebelumnya.
“Sekarang
apapun keputusan suami kakak nanti, kakak serahkan semuanya pada Tuhan sang
pemilik rasa. Nanti kakak ceritakan semuanya pada suami kakak." Kataku lagi
sambil berusaha meyakinkan untuk membuang semua keraguan di dalam hatinya, "aku
ingat bahwa Tuhan itu tidak akan mungkin memberi beban dan cobaan kepada
seorang hambanya hingga di luar batas kemampuan yang sanggup di pikulnya.” 
 
“Tapi
Abang harus janji mengobati kakak, apapun keputusan nya nanti!” Tuntutnya
sambil menatap kedua mataku dalam-dalam, seperti meminta kepastian dari ku. 
“Iya,
aku janji.” kataku pelan, sambil tersenyum menatap wajahnya.
[i] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; 
Hisab merupakan kiraan bagi setiap amalan manusia semasa didunia sama
ada baik atau buruk, daripada sebesar-besar amalan hinggalah kepada yang kecil.
[ii] Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Server web atau peladen web
dapat merujuk baik pada perangkat keras ataupun perangkat lunak yang
menyediakan layanan akses kepada pengguna melalui protokol komunikasi HTTP atau
HTTPS atas berkas-berkas yang terdapat pada suatu situs web dalam layanan ke
pengguna dengan menggunakan aplikasi tertentu seperti peramban web.






.jpg)