Widget HTML #1

Sekilas Pandang Sejarah ICMI

Ruang Berbagi dan Informasi

 

Saya dan ICMI Kota Cirebon

Mungkin teman-teman merasa aneh ketika saya berada di lingkungan orang-orang ICMI, bergaul dengan mereka, bahkan bisa berbuka puasa pula dengan mereka yang notabene adalah para pengurusnya.

Mereka bukan orang - orang sembarangan. Para profesor dan orang-orang penting lainnya bergabung di ICMI, sedangkan saya siapa? Hanya orang kebanyakan yang entah kenapa bisa nyelip di sana. 


Atas permintaan Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag saya diminta untuk menjadi bendahara ICMI. Acara berbuka puasa yang saya hadiri beberapa waktu lalu juga atas permintaan beliau.

Sekilas Pandang Sejarah ICMI

Acara berbuka puasa di kediaman Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag


Alhamdulillah, saya merasa bersyukur, orang biasa dengan ilmu yang masih seujung kuku ini bisa berada di lingkungan orang-orang yang menurut saya tepat, dan juga dilingkungan tepat disaat yang tepat.

Sekilas Pandang Sejarah ICMI

Acara berbuka puasa di kediaman Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag


Saya sangat bersyukur bisa kuliah S1 dan S2 di IAIN Syech Nurjati Kota Cirebon, di sana saya bisa mengenal para pengurus ICMI yang terdahulu, semuanya adalah dosen saya, baik di S1 dan S2.

Istri Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag adalah teman satu angkatan saya di IAIN.

Sekilas Pandang Sejarah ICMI

Acara berbuka puasa di kediaman Prof. Dr. H. Cecep Sumarna, M.Ag


Ada pengalaman lucu dengan prof. Cecep ketika saya kuliah S2, ketika itu  saya pura-pura tidak kenal ketika beliau mengajar di kelas,  karena saya merasa tidak enak khawatir ada pikiran  biar nilai besar, saya sok kenal, meski saya kenal betul.

Ketika presentasi dan beliau mendengar suara saya, beliau menebak dan menyebut nama saya, subhanallah beliau masih mengenal saya, bahkan terbalik beliau bilang saya sombong tidak mau kenal, padahal saya yang punya pikiran "siapa sih saya" dan saat itu saya sebagai mahasiswi beliau.  Sosok beliau sampai saat ini sangat low profil, sama seperti awal saya mengenal beliau ketika sama-sama menjadi mahasiswa. Itulah sekilas tentang ketua ICMI Kota Cirebon untuk periode 2022 - 2027. Dan kenapa saya bisa ada di jajaran pengurus ICMI.

Mungkin diantara teman-teman ada yang sudah samar-samar bahkan lupa tentang keberadaan ICMI. Baiklah saya akan membuka kembali ingatan kita tentang ICMI dan saya akan paparkan sejarah singkat bisa dibilang sangat singkat tentang ICMI. Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan saya ini banyak kekurangannya.

 

Asal Mula Berdirinya ICMI

Berawal dari 5 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Yang mengadakan   kegiatan Simposium Cendekiawan Muslim yang berlangsung pada tanggal 29 - 30 September 1990 dan pada tanggal 1 Oktober 1990 para mahasiswa itu mengundang BJ. Habibie sebagai pembicara.

Kemudian pada tanggal 6 - 9 Desember 1990 tepatnya di Malang Jawa Timur, diadakan lagi Simposium Cendekiawan yang dihadiri 500 peserta. Tema yang diusung adalah "Membangun Masyarakat Indonesia Abad 21" dalam kegiatan ini menghasilkan sebuah organisasi baru yaitu Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia atau (ICMI).

Pak  Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Presiden membuka kegiatan itu dan ditutup oleh Wakil Presiden yaitu bapak Soedarmono. Para pesertanya adalah intelektual-intelektual muslim terkemuka di Indonesia.

 

Pengertyian Cendekiawan

Kata cendekiawan berasal dari kata Chanakya, seorang politikus dalam pemerintahan Chandragupta Maurya. 

Pengertian Cendekiawan adalah orang yang selalu menggunakan kecerdasannya baik dalam bekerja, belajar, membayangkan, menggagas, menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.

Yang disebut cendekiawan belum tentu seorang sarjana, karena seorang cendekiawan tak perlu sarjana. Karena tidak semua sarjana memiliki sikap dan visi intelektual, komitmen yang kuat pada kemanusiaan, harkat, nilai-nilai aspirasi serta hati nurani yang kritis dan mandiri. Semua sikap itu harus dimiliki seorang cendekiawan.

 

Lembaga yang didirikan ICMI

Dalam kurun waktu yang singkat ICMI berhasil mendirikan beberapa lembaga yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat khususnya muslim di Indonesia, diantaranya adalah: Bank Muamalat Indonesia, Yayasan Abadi Bangsa, Baitul Mal wa Tamwil (BMT), Asuransi Takaful, Program Pelatihan dan Pendampingan Masyarakat.

 

Dalam ART ICMI Bab 1 Pasal 1

Cendikiawan Muslim didefinisikan sebagai orang Islam yang perduli terhadap lingkungannya, terus menerus meningkatkan kualitas Iman dan taqwa, kemampuan berfikir, menggali, memahami dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kehidupan sosial masyarakat untuk diamalkan bagi terwujudnya masyarakat madani.

 

Itulah sekilas pandang tentang ICMI, untuk mengingatkan kembali ICMI dalam pikiran teman-teman jangan  sampai generasi muda tidak mengenal ICMI. Salam

 

 

ADSN1919

 

Sumber internet:

http://id.dbpedia.org

http: //www.icmi.or.id/organisasi/sejarah

http://icmi.ordakotabekasi.org

Sumber
1

Ubah Ikuti Blog


Silahkan berlangganan untuk membaca Konten Premium, Kami mengemas berita dengan gaya bercerita

8 komentar untuk "Sekilas Pandang Sejarah ICMI"

Warkasa1919 23 April 2022 pukul 04.20 Hapus Komentar
Terimakasih untuk artikelnya Mbak Din, menambah wawasan dan inspiratif 😊👍
Rumah Fiksi 1919 23 April 2022 pukul 04.50 Hapus Komentar
Sama-sama mas War, semoga bermanfaat ya, secuil sejarah ICMI ☺️🙏
Budi Susilo 23 April 2022 pukul 05.40 Hapus Komentar
Menarik. Menambah pengetahuan. Terima kasih atas artikel
Siti Nazarotin.blogspot.com 23 April 2022 pukul 05.43 Hapus Komentar
Mantap, bisa berada dalam komunitas cendekiawan muslim.
Rumah Fiksi 1919 23 April 2022 pukul 09.44 Hapus Komentar
Terimakasih pak Budi 😀
Rumah Fiksi 1919 23 April 2022 pukul 09.45 Hapus Komentar
Terimakasih mba Na ☺️
celotehnur54 23 April 2022 pukul 21.09 Hapus Komentar
Semoga sukses, dan jadi bendaharawan yang amanah ya, ananda Dinni.
Rumah Fiksi 1919 23 April 2022 pukul 21.18 Hapus Komentar
Aamiin allahumma aamiin, terimakasih nek 🤗🤗🤗