Perbandingan antara Islam Syariat dan Islam Kejawen
Warkasa1919
Perbandingan antara Islam Syariat dan Islam Kejawen
Islam Syariat dan Islam Kejawen
Perbandingan antara Islam Syariat dan Islam Kejawen menyentuh dua pendekatan yang berbeda dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, khususnya di konteks budaya Jawa. Keduanya berakar pada ajaran Islam, namun memiliki perbedaan mendasar dalam aspek doktrin, praktik, dan pendekatan budaya.
Berikut adalah perbandingan ringkas:
1. Dasar Ajaran
Aspek
Islam Syariat
Islam Kejawen
Sumber utama
Al-Qur'an, Hadis, Ijma', Qiyas
Islam disinkretiskan dengan kepercayaan lokal, terutama spiritualitas Jawa dan Hinduisme-Budha
Pendekatan
Legalistik dan normatif (mengikuti hukum-hukum syariah)
Mistis dan esoterik, lebih simbolik dan filosofis
Tujuan utama
Menjalankan hukum-hukum Islam sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad
Mencapai keselarasan batin dan harmoni kosmos (manunggaling kawula gusti)
2. Praktik Keagamaan
Aspek
Islam Syariat
Islam Kejawen
Shalat, Puasa, Zakat, Haji
Dijalankan secara ketat sesuai rukun Islam
Bisa dijalankan, tapi seringkali secara simbolik atau tidak literal
Ibadah ritual
Formal dan terstruktur (berdasarkan fiqh)
Banyak ibadah bersifat pribadi dan batiniah (semedi, tapa, lelaku)
Tradisi lokal
Sering dianggap bid'ah jika bertentangan dengan syariah
Merangkul tradisi lokal seperti selametan, ruwatan, slametan, dll
3. Pandangan tentang Tuhan dan Spiritualitas
Aspek
Islam Syariat
Islam Kejawen
Konsep Tuhan
Tauhid yang tegas: Allah sebagai Tuhan yang transenden
Tauhid juga, tapi dengan penekanan pada pengalaman batin: Tuhan di dalam diri
Mistisisme
Tertentu (ada dalam tasawuf ortodoks) tapi diawasi
Sangat kental: semedi, tapa, simbolisme Jawa, hubungan langsung dengan Gusti Allah
4. Hubungan dengan Budaya dan Tradisi
Aspek
Islam Syariat
Islam Kejawen
Sikap terhadap budaya lokal
Selektif, budaya diterima jika tidak bertentangan dengan syariat
Budaya Jawa dianggap sebagai bagian integral dari keagamaan
Identitas keislaman
Jelas dan terdefinisi (umat Islam global)
Campuran (Jawa-Islam), lebih cair dan terbuka
5. Contoh Tokoh atau Kelompok
Aspek
Islam Syariat
Islam Kejawen
Tokoh
Ulama pesantren, organisasi seperti NU (tradisional) dan Muhammadiyah (modernis)
Sunan Kalijaga, tokoh-tokoh spiritual Jawa (seperti Ronggowarsito, Sultan Agung)
Praktik
Pengajian, fiqh, dakwah
Lelaku, tirakat, wirid Jawa
Ringkasan:
Islam Syariat lebih tekstual, normatif, dan legalistik, berusaha mengikuti ajaran Islam secara murni dan global.
Islam Kejawen lebih kultural, mistis, dan lokalistik, memadukan ajaran Islam dengan warisan spiritual dan budaya Jawa.
Catatan:
Banyak orang Jawa mempraktikkan keduanya secara bersamaan. Seorang Muslim bisa tetap salat lima waktu dan puasa, tetapi juga ikut slametan atau menjalani tirakat — ini mencerminkan sinkretisme khas masyarakat Jawa. Jadi, bukan hitam-putih, melainkan spektrum.
Warkasa1919.com adalah sebuah platform blog dan publikasi online yang menyediakan berbagai macam konten menarik dan bermanfaat. Kami fokus membahas topik seputar Bisnis Online, Informasi Teknologi, dan berbagai artikel fiksi seperti Novel, Cerpen, dan Puisi.