Bundaran Besar Palangka Raya

Bundaran Besar Palangka Raya
Bundaran Besar Palangka Raya
Bundaran Besar Palangka Raya merupakan salah satu landmark atau ikon paling terkenal di ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah dan berikut adalah beberapa fakta terkait Bundaran Besar Palangka Raya :
Titik Nol Kilometer: Bundaran ini secara resmi adalah titik nol kilometer Kota Palangka Raya dan juga Provinsi Kalimantan Tengah. Ini menjadikannya sebagai pusat acuan jarak untuk seluruh wilayah di provinsi tersebut.
Monumen Ikonik: Di tengah bundaran berdiri kokoh sebuah monumen yang sarat dengan nilai sejarah dan budaya. Monumen ini sering disebut Tugu Soekarno atau Tugu Talawang, yang terdiri dari tugu api semangat pembangunan, serta dihiasi dengan tameng khas Suku Dayak yang disebut Talawang, senjata Mandau, dan tombak.
Nilai Sejarah: Lokasi ini sangat bersejarah karena menjadi tempat Presiden Soekarno meletakkan tiang pancang pertama pembangunan Kota Palangka Raya pada tanggal 17 Juli 1957. Peristiwa ini menandai dimulainya pembangunan kota yang dirancang untuk menjadi ibu kota Indonesia di masa depan.
Pusat Aktivitas dan Pariwisata: Sebagai jantung kota, Bundaran Besar adalah pusat berbagai aktivitas masyarakat. Area ini menjadi tempat favorit untuk bersantai, berolahraga (seperti jogging dan bersepeda), serta menjadi lokasi utama penyelenggaraan berbagai acara besar, festival budaya, dan perayaan hari nasional.
Daya Tarik Wisata: Bagi wisatawan, mengunjungi Bundaran Besar adalah suatu keharusan. Selain untuk berfoto dengan latar monumen yang megah, pengunjung juga bisa menikmati suasana kota dan melihat secara langsung pusat dari tata kota Palangka Raya yang dirancang dengan baik.
Dengan semua peran tersebut, Bundaran Besar tidak hanya berfungsi sebagai pengatur lalu lintas, tetapi juga sebagai simbol identitas, sejarah, dan kebanggaan masyarakat Palangka Raya.
Sejarah dan Perkembangan Bundaran Besar Palangka Raya
Berikut rangkuman sejarah dan perkembangan Bundaran Besar Palangka Raya sebagai ikon kota:
🏛️ Awal Pembangunan (1957–1959)
-
Bundaran Besar dibangun antara tahun 1957–1959, seiring berdirinya Kota Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah (Biro Adpim Kalteng).
-
Terletak di jantung kota, bundaran ini dirancang sebagai titik nol kilometer serta pusat lima hingga enam ruas jalan utama: Jl. Yos Sudarso, Kinibalu, Tjilik Riwut, Brigjen Katamso, DI Panjaitan, dan Imam Bonjol (Bakabar).
🌀 Filosofi dan Makna Symbolik
-
Struktur bundaran menyimbolkan Tanggal, Bulan, dan Tahun kemerdekaan RI, dengan jari-jari sepanjang 2×45 meter dan lingkaran monumen berdiameter 17 meter (Bakabar).
-
Delapan jalan yang menyilang ke bundaran juga merepresentasikan delapan rumpun kepulauan Indonesia dan delapan sungai besar di Kalimantan Tengah (Bakabar).
🗿 Monumen & Identitas Lokal
-
Di tengah bundaran ada patung komposit yang terdiri dari tentara, tokoh sipil pria dan perempuan, naga, serta burung enggang, yang mencerminkan identitas dan budaya masyarakat Dayak Kalteng (Biro Adpim Kalteng).
🧰 Proses Renovasi dan Modernisasi
-
Renovasi besar-besaran dimulai pada 17 September 2022, ditandai peletakan batu pertama oleh Gubernur Sugianto Sabran (Biro Adpim Kalteng).
-
Anggaran dialokasikan antara Rp96,8 miliar hingga Rp125 miliar, dengan target penyelesaian sekitar 540 hari (sekitar 2024–2026) (klikkalteng.id).
✨ Ciri-Ciri Landmark Baru
Pada renovasi, beberapa elemen kunci ditambahkan:
-
Tugu Talawang setinggi 45 m di tengah bundaran, melambangkan keberanian Dayak dan spirit “Isen Mulang” (pantang menyerah) (Prokalteng).
-
Tambahan fasilitas modern seperti museum, diorama budaya, amphitheater, taman, air mancur, ruang pamer UMKM, dan RTH tanpa menghilangkan nilai historis asli bundaran (Wakil Presiden Republik Indonesia).
🎯 Fungsi Sosial dan Pariwisata
-
Bundaran Besar kini berfungsi sebagai pusat kegiatan publik: perayaan kemerdekaan, festival budaya, olahraga, photo spot, hingga pusat kuliner dan rekreasi masyarakat (Mata Kalteng).
-
Direncanakan menjadi sentra kreatif seni dan UMKM, memperkuat ekonomi lokal dan identitas budaya Kalimantan Tengah (Wakil Presiden Republik Indonesia).
📋 Ringkasan Periode Penting
Periode | Peristiwa Kunci |
---|---|
1957–1959 | Pembangunan awal bersama perencanaan kota |
Makna Filosofis | Simbol kemerdekaan RI, geografis dan kearifan lokal Dayak |
2022–2024/2026 | Renovasi besar, penambahan landmark modern dan fasilitas publik |
Pasca-renovasi | Ruang publik aktif, tujuan wisata dan edukasi masyarakat |
Dengan demikian, Bundaran Besar Palangka Raya telah berevolusi dari titik nol kota menjadi landmark yang memadukan sejarah, budaya, dan masa depan, mencerminkan identitas serta aspirasi provinsi Kalimantan Tengah.