Warkasa1919 - Beberapa hari kedepan, tepatnya pada Jumat tanggal 27 Juni 2025 umat muslim akan merayakan tahun baru Islam yang dalam tradisi Islam Kejawen di sebut dengan malam 1 Suro (atau malam 1 Muharram). Dalam tradisi Islam Kejawen ritual di malam tersebut dianggap sangat penting. Meskipun perayaan ini tidak ada dalam ajaran Islam secara resmi, namun banyak masyarakat Jawa yang memadukan kepercayaan dan budaya leluhur mereka dengan ajaran Islam. Beberapa hal yang sering dilakukan oleh penganut Islam Kejawen untuk menyambut malam 1 Suro antara lain:
1.Doa dan Zikir
Pada malam 1 Suro, biasanya banyak orang yang melakukan zikir atau doa bersama, baik itu di masjid maupun di rumah. Zikir ini dilakukan untuk mengharapkan berkah dan keselamatan di tahun baru Hijriah, serta memohon agar kehidupan mereka lebih baik. Adapun doa khusus yang sering dibaca adalah doa untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.
2. Selametan atau Kenduri
Selametan (kenduri) adalah tradisi makan bersama yang sering dilakukan untuk merayakan malam 1 Suro. Dalam acara ini, biasanya disiapkan tumpeng (nasi kuning), lauk-pauk, dan makanan khas Jawa lainnya. Selametan ini dimaksudkan untuk sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan keselamatan. Biasanya, acara ini juga diikuti dengan pembacaan doa atau tahlil.
3. Ziarah ke Makam Leluhur
Ziarah ke makam leluhur atau makam-makam keramat sering dilakukan pada malam 1 Suro, sebagai bentuk penghormatan kepada orang-orang yang sudah meninggal dan untuk memohon berkah serta perlindungan dari mereka. Masyarakat Kejawen khudusnya percaya bahwa para leluhur masih memiliki peran penting di dalam kehidupan spiritual mereka, dan doa di makam pada malam 1 Suro ini diyakini dapat membawa keberkahan.
4. Ruwatan
Ruwatan adalah upacara tradisional Jawa yang bertujuan untuk membersihkan diri dari segala macam gangguan spiritual atau kesialan. Biasanya, pada malam 1 Suro, keluarga yang merasa perlu melakukan ruwatan akan melibatkan orang-orang yang dianggap memiliki kemampuan spiritual (seperti Kyai atau sesepuh) untuk menjalani ritual ini. Proses ruwatan sering melibatkan doa-doa, pembacaan mantra, dan persembahan seperti sesaji.
5. Bersih-bersih Desa
Beberapa daerah di Jawa mengadakan acara "bersih desa" menjelang malam 1 Suro. Acara ini bertujuan untuk membersihkan desa secara fisik dan spiritual. Biasanya, seluruh warga desa akan bergotong-royong membersihkan lingkungan mereka, memanjatkan doa bersama, dan melakukan ritual tertentu untuk menjaga keharmonisan dan keberkahan desa.
6. Malam Munajat
Malam 1 Suro juga sering dijadikan waktu untuk melakukan "munajat" atau permohonan kepada Tuhan. Beberapa kelompok masyarakat mengadakan kegiatan sholat hajat atau tahajud, dengan niat khusus untuk memohon keselamatan, kesehatan, dan rezeki yang melimpah dan membawa berkah. Mereka meyakini bahwa malam ini memiliki keutamaan tersendiri, sehingga doa yang dipanjatkan di malam 1 Suro ini akan lebih mudah dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
7. Pemasangan Obor dan Kembang Api
Di beberapa tempat, ada tradisi untuk memasang obor atau kembang api sebagai simbol pembersihan energi buruk dan penyambutan tahun baru Hijriah. Hal ini dipercaya dapat mengusir roh jahat dan mengundang keberkahan serta keselamatan bagi masyarakat yang menjalani ritualnya.
8. Menyantap Makanan Khusus
Tumpeng atau nasi kuning adalah makanan yang sangat identik dengan acara selametan di malam 1 Suro. Dalam beberapa tradisi Kejawen, makanan ini dimaksudkan untuk menunjukkan rasa syukur dan memohon agar hidup selalu diberkahi oleh Tuhan. Kadang-kadang, makanan tersebut juga disertai dengan sesaji berupa kemenyan, bunga, atau buah-buahan.
9. Meruwat Alam atau Menjaga Alam Sekitar
Sebagian masyarakat Kejawen juga menganggap bahwa malam 1 Suro adalah waktu yang baik untuk meruwat alam sekitar atau lingkungan sekitar mereka. Ini bisa berupa ritual di alam terbuka, seperti di hutan atau di sumber air, dengan tujuan untuk menjaga kelestarian alam dan meminta perlindungan dari kekuatan gaib atau roh halus.
10. Sunnah dan Tawassul
Beberapa penganut Islam Kejawen juga menggabungkan amal ibadah dengan tawassul (mendekatkan diri kepada Allah melalui perantaraan orang-orang sholeh) dan melakukan amalan-amalan sunnah, seperti membaca Al-Qur’an, bersedekah, atau memperbanyak doa.
Simbolisme Malam 1 Suro
Secara simbolis, malam 1 Suro memiliki makna untuk memulai sesuatu yang baru. Ini adalah waktu untuk merenung, introspeksi, dan berharap agar kehidupan lebih baik di tahun yang akan datang. Ada juga kepercayaan bahwa segala sesuatu yang dimulai pada malam ini akan memiliki keberkahan.
Malam 1 Suro merupakan waktu yang penuh makna bagi banyak masyarakat Jawa yang menggabungkan tradisi Islam dan budaya lokal. Meskipun tradisi ini berbeda-beda di setiap daerah, inti dari perayaan ini adalah untuk memperingati tahun baru Hijriah sekaligus menjaga hubungan dengan leluhur dan alam semesta.
Apakah kamu atau keluargamu juga melakukan perayaan ini? Silahkan tulis pandanganmu terkait perayaan malam 1 Suro ini di dalam komentar ya. Salam.